Sembuh dari Infeksi Otak Setelah Berdoa kepada Bunda Teresa
Marcilio Haddad Andrino, dalam jumpa pers di Vatikan pada 2 September lalu, mengatakan ia sembuh dengan cara yang tak terjelaskan dari penyakit infeksi otak parah setelah berdoa dengan perantaraan Bunda Maria.
VATIKAN, SATUHARAPAN.COM - Jelang inagurasi Bunda Teresa menjadi santa besok (4/9), terungkap keajaiban yang dialami oleh seorang pria dari Brasil setelah ia berdoa kepada Tuhan dengan perantaraan sang Bunda.
Marcilio Haddad Andrino, dalam jumpa pers di Vatikan pada 2 September lalu, mengatakan ia sembuh dengan cara yang tak terjelaskan dari penyakit infeksi otak parah setelah berdoa dengan perantaraan Bunda Maria.
"Allah yang maha penyayang mengasihi kita semua, tanpa perbedaan. Hari ini saya, mungkin besok orang lain. Saya tidak merasa istimewa. Allah yang penyayang mengasihi semua orang," kata Marcilio tentang keajaiban yang bisa diperoleh oleh siapa saja, sebagaimana dilaporkan oleh catholicnews.com.
Kesembuhan Andrino menjadi istimewa, karena dilaporkan, berkat doa dia lah maka proses beatifikasi Bunda Teresa berjalan mulus. Pada 25 Maret lalu Vatikan mengumumkan Bunda Teresa akan dikanonisasi dalam sebuah misa di Basilika pada 4 September ini. Kanonisasi adalah proses memasukkan seseorang ke dalam kanon (canon). Canon adalah (buku) daftar orang kudus (santo atau santa). Besok Bunda Teresa dijadwalkan diinaugurasi sebagai seorang santa. Misa ini juga sebagai bagian dari perayaan jubileum Misionaris Cinta Kasih, kongregasi yang didirikan Bunda Teresa di Kolkata, India.
Ekaristi itu akan dipimpin Paus Fransiskus.
Dalam kesaksiannya yang dibantu oleh seorang penerjemah, Andrino mengatakan kepada wartawan bahwa ia mulai mengalami sakit kepala berat, kejang dan pingsan pada tahun 2006.
Awalnya dokter tidak tahu apa penyakitnya. Tetapi ia bersama tunangannya, Fernanda Nascimento Rocha, serta keluarganya dan jemaat di paroki mereka mulai berdoa dengan perantaraan Bunda Teresa.
Kondisinya jauh memburuk pada tahun 2008, dan dokter akhirnya mendiagnosis bahwa dia dengan memiliki beberapa abses besar di otaknya. Infeksi dan penumpukan besar cairan itu menyebabkan kejang-kejang, sakit kepala parah dan kelumpuhan pada tubuhnya.
Andrino mengatakan bahwa pada 5 September tahun itu juga - ulang tahun kematian Ibu Teresa - Rocha menerima peninggalan Bunda Teresa dari pastor paroki, yang menyuruhnya untuk "berdoa kepada Bunda Teresa karena dia akan berdoa untuk Anda."
Rocha mengatakan ia menempatkan peninggalan Bunda Teresa itu di kepala Andrino di mana abses berada, dan mereka membaca doa untuk beatifikasi Bunda Teresa, dan berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah, terutama Allah Bapa, dan menekankan kata-kata "Jadilah kehendak-Mu."
Pada bulan Desember 2008, beberapa bulan setelah Andrino dan Rocha menikah, ia dirawat di rumah sakit setelah mengalami sakit kepala yang menyiksa. Ia mengatakan ia memohon kepada istrinya untuk berdoa baginya, dan dokter memutuskan untuk melakukan operasi segera.
Rocha mengatakan, "Saya meminta Bunda Teresa untuk menyembuhkan Marcilio jika ini adalah kehendak Tuhan. Tetapi jika tidak, peganglah tangannya dan biarlah ia kembali ke rumah Bapa tanpa menderita."
Andrino mengatakan ia kehilangan kesadaran kembali dan terbangun di ruang operasi, dengan perasaan damai di dalam batin. Ia bertanya kepada para dokter, "Apa yang terjadi?" Lalu dia mengatakan kepada mereka, kepalanya tidak sakit lagi dan bahwa ia merasa baik-baik saja. Petugas medis kemudian memutuskan untuk menunda operasi sampai hari berikutnya karena rasa sakit mereda.
Ketika staf rumah sakit melakukan tes, mereka menemukan ada penurunan 70 persen dalam jumlah cairan yang menekan otaknya.
Lalu, kisah dia lagi, para dokter tidak lagi melakukan operasi, dan tiga hari kemudian ia dites kembali dan hasilnya menunjukkan bahwa semua abses - infeksi dan cairan - telah benar-benar menghilang. Dia meninggalkan rumah sakit beberapa minggu kemudian dan, enam bulan berikutnya mulai bekerja "tanpa masalah," kata Andrino, yang berprofesi sebagai insinyur.
Dokter mengatakan kepada Andrino bahwa karena semua obat dan antibiotik yang telah ia konsumsi, kemungkinan bahwa istrinya bisa hamil sangat kecil. Namun, kata dia, hanya satu bulan kemudian, Rocha hamil. Dan pada tahun 2012, anak kedua mereka lahir.
Ia mengatakan ia melihat kelahiran dua anak mereka merupakan "perpanjangan keajaiban yang" sudah mereka alami pada tahun 2008.
Rocha mengatakan pengalaman mereka telah menyebabkan iman yang lebih besar kepada Allah dan keluarga mereka memiliki kehidupan doa yang sangat kuat.
Terhadap kesaksian ini, Pastor Kanada, Brian Kolodiejchuk, dari Misionaris Cinta Kasih mengatakan bahwa meskipun penyembuhan itu dikatakan terjadi pada tahun 2008, "Saya tidak mendengar tentang hal itu sampai tahun 2013."
Sementara itu pastor lainnya, Kolodiejchuk, yang merupakan postulator dari proses kanonisasi Bunda Teresa, mengatakan proses beatifikasi dan kanonisasi Bunda Teresa berjalan sesuai dengan proses yang lazim dan tidak ada jalan pintas atau intervensi khusus oleh Paus Fransiskus.
Dia mengatakan satu-satunya saat Paus Fransiskus pernah bertemu Bunda Teresa adalah selama sinode di Roma yang dihadiri mereka berdua pada tahun 1994.
Paus mengamati bahwa Bunda Teresa selama pertemuan itu, kata Kolodiejchuk, memiliki "kekuatan dan ketabahan."
Kolodiejchuk juga mengulangi komentar Paus Fransiskus yang telah dia sampaikan kepada seorang imam Albania pada kunjungannya ke Tirana tahun 2014, dimana Paus mengatakan bahwa Bunda Teresa adalah seorang wanita yang tidak terintimidasi oleh uskup, sangat tegas dan berkata dengan luas apa yang ingin dia inginkan.
Sebagai cara untuk menggarisbawahi kegigihan Bunda Teresa, Paus juga bercanda "bahwa ia tidak ingin memiliki dia sebagai atasannya," kata Pastor Kolodiejchuk.
"Bunda Teresa memiliki kemampuan untuk menjadi sangat tegas dan penuh kasih pada saat yang sama."
Editor : Eben E. Siadari
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...