Sempat Tertekan, IHSG dan Rupiah Bergerak Menguat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sempat tertekan kemarin, Rabu (19/3) ini, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, menguat sebesar 14 poin menjadi Rp 11.310. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) juga dibuka menguat 11,89 poin ke posisi 4.817,50 didorong sentimen domestik yang kondusif.
“Tren penguatan rupiah kembali berlanjut setelah mengalami tekanan pada perdagangan kemarin (18/3),” kata analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan Indonesia yang memiliki fundamental ekonomi positif masih menjadi daya tarik bagi pelaku pasar untuk menempatkan aset-asetnya di dalam negeri.
Situasi itu akan kembali membuka ruang penguatan mata uang domestik. Apalagi, lanjut dia, situasi politik menjelang pemilu cukup kondusif sehingga pasar tidak khawatir akan terjadi gejolak.
Pada tahun pemilu ini, menurut dia, pasar mulai berharap kebijakan pemerintah yang baru nanti akan sesuai dengan harapan di sektor investasi.
“Namun, tetap waspadai potensi koreksi yang bersifat harian atau jangka pendek,” katanya.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova mengatakan faktor domestik masih cukup dominan untuk mendukung penguatan rupiah lebih lanjut terhadap dolar AS.
“Di luar fundamental ekonomi yang positif, besarnya ekspektasi pasar terhadap salah satu tokoh calon presiden masih menjadi perhatian utama pasar,” kata dia.
IHSG BEI 4.817,50
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, dibuka menguat 11,89 poin ke posisi 4.817,50 didorong sentimen domestik yang kondusif.
IHSG BEI dibuka naik 11,89 poin atau 0,25 persen menjadi 4.817,50. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 3,08 poin (0,38 persen) ke level 815,52.
“Sentimen domestik masih cukup kondusif untuk menopang pasar saham domestik, terutama laju inflasi yang sudah kembali normal dan kembali masuknya modal asing,” kata analis Kresna Securities Etta Rusdiana Putra di Jakarta, Rabu.
Meskipun demikian, menurut dia, faktor eksternal masih menjadi risiko yang dapat membuat pelaku pasar kembali melakukan aksi ambil untung dalam jangka pendek.
“Saat ini, pelaku pasar cenderung memfokuskan perhatiannya terhadap risiko perlambatan ekonomi China, terutama setelah angka investasi langsung di China hanya tumbuh 4,1 persen secara tahunan pada Februari 2014 atau di bawah perkiraan pasar yang sebesar 8,0 persen,” paparnya.
Selain itu, lanjut dia, faktor risiko eksternal lainnya yakni spekulasi terhadap pengurangan lanjutan stimulus The Fed juga akan masih menjadi katalis negatif.
“Bervariasinya sentimen saat ini, IHSG BEI diperkirakan bergerak di kisaran 4.750-4.840 poin pada perdagangan Rabu ini,” kata dia.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 74,08 poin (0,34 persen) ke posisi 21.509,42, indeks Nikkei turun 9,94 poin (0,07 persen) ke 14.401,33 dan Straits Times melemah 24,98 poin (0,81 persen) ke posisi 3.068,86. (Ant)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...