Senat California Setujui UU Perbolehkan Pasien Bunuh Diri
CALIFORNIA, SATUHARAPAN.COM - Legislatif negara bagian California, AS, pada hari Jumat (11/9) mensahkan UU yang melegalkan bunuh diri dengan bantuan dokter bagi pasien yang sakit parah. UU ini telah mendapat tentangan keras dari kelompok-kelompok agama dan pembela orang cacat, yang mengimbau agar Gubernur yang berasal dari Partai Demokrat, Jerry Brown, menggunakan hak veto menolak memberlakukan UU tersebut.
UU itu akan memungkinkan pasien yang kompeten secara mental meminta resep yang akan mengakhiri hidupnya, jika dua dokter setuju bahwa harapan hidup pasien itu tinggal enam bulan lagi.
UU ini, yang didasarkan pada UU serupa yang sudah berlaku di negara bagian Oregon, lolos di Senat pada hari Jumat (11/9) dengan perbandingan 23 menyetujui dan 14 menolak.
"Kita di sini hari ini di ambang suatu hak yang tidak bisa saya berikan kepada ibu saya," kata Senator Hannah-Beth Jackson, yang mengatakan ibunya meninggal oleh penyakit sejenis leukemia.
Hak untuk mengakhiri hidup bagi pasien sakit keras adalah subyek perdebatan yang sudah sangat lama. Sebagai pendukung berpendapat bahwa adanya UU ini akan memungkinkan orang-orang di tahap terakhir dari penyakitnya meninggal dengan damai. Sementara mereka yang pro pada usia lanjut dan orang cacat berpendapat UU ini bisa membuat seseorang rentan terhadap kerabat yang serakah atau orang lain yang ingin menghindari merawat mereka atau ingin mewarisi uang mereka.
Beberapa organisasi keagamaan, termasuk Gereja Katolik Roma, juga menentang UU ini.
Sebagaimana dilaporkan oleh Reuters, UU ini memungkinkan dokter meresepkan obat untuk mengakhiri hidup seseorang jika dua dokter setuju bahwa pasien bersangkutan hanya memiliki harapan hidup enam bulan. Pasien tersebut juga harus dianggap kompeten secara mental oleh seorang profesional kesehatan mental.
Dalam UU ini, menipu atau memaksa pasien untuk mengakhiri hidup mereka akan menjadi sebuah tindak kejahatan.
Hak untuk mati dengan dibantu oleh dokter, sudah merupakan hukum di negara bagian Washington, Montana dan Vermont. Hak semacam ini memperoleh dorongan baru di beberapa negara bagian AS yang paling padat penduduknya tahun lalu setelah seorang pasien kanker otak berusia 29 tahun, Brittany Maynard, pindah dari California ke Oregon untuk memanfaatkan UU yang memperbolehkan pasien mengakhiri hidup.
Aturan yang diperkenalkan setelah kematian Maynard ini memenangkan dukungan dari Senat negara pada bulan Juni namun tertahan di Komite Kesehatan Parlemen. RUU itu kembali diajukan bulan lalu sebagai bagian dari sesi khusus pada kesehatan, di mana anggota Komite Kesehatan Parlemen sudah lebih berempati kepada RUU itu.
Asosiasi Medis California yang selama bertahun-tahun menolak UU bunuh diri ini, mengubah sikap oposisinya Mei lalu dan berubah menjadi netral. Banyak dokter terus menentangnya, mengatakan mereka seharusnya mempertahankan hidup daripada membantu mengakhirinya.
Gubernur California, Jerry Brown, yang pernah kuliah di seminari Katolik, belum memastikan apakah akan menanda tangani UU ini.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...