Seniman Suriah Lukis George Floyd di Reruntuhan Akibat Perang
SATUHARAPAN.COM-Kasus kematian George Floyd dan demonstrasi anti rasisme menyebar bukan hanya di Amerika Serikat, tetapi juga di berbagai belahan dunia, dalam sepekan terakhir.
Kasus ini juga menginspirasi seniman Suriah, Aziz Asmar dan Anis Hamdoun, yang mendemonstrasikan solidaritas kepada para pemrotes dan gerakan “Black Lives Matter” dengan lukisan mural Floyd dan latar belakang reruntuhan kota Idlib, Suriah akibat perang.
Mural itu menggambarkan potret Floyd, yang meninggal setelah seorang perwira polisi Minneapolis berlutut di lehernya selama hampir sembilan menit, di samping kata-kata "Aku tidak bisa bernapas" dan "Tidak untuk rasisme."
Asmar mengatakan kematian Floyd "karena mati lemas" mengingatkannya pada warga sipil Suriah "yang tewas karena mati lemas setelah rezim Suriah memukul mereka dengan senjata kimia," menurut sebuah laporan berita lokal.
Para seniman mengatakan bahwa mereka melukis mural itu untuk “menyerukan perdamaian dan cinta” di seluruh dunia.
Gambar-gambar itu langsung beredar di media sosial dan pengguna Twitter memuji para seniman karena memilih untuk melukis mural Floyd di Suriah, yang telah menghadapi krisis kemanusiaan selama bertahun-tahun.
"Sungguh menghangatkan hati saya melihat orang-orang Suriah mendukung BLM bahkan dengan semua yang mereka alami di Suriah!" tulis satu pengguna di Twitter, dikutip Arab News.
Lukisan mural Floyd muncul di Suriah hingga ke Spanyol. Di Tepi Barat, Wilayah Palestina yang diduduki Israel, juga hal serupa dari karya seniman Palestina, Walid Ayyoud. Dia melukis potret Floyd mengenakan kiffiyeh dan di depan bendera Palestina di “Dinding Apartheid.”
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...