Senior NIIS Perintahkan Pemenggalan di Sydney dan Brisbane
BRISBANE, SATUHARAPAN.COM – Seorang pria yang diyakini merupakan anggota senior dari kelompok teroris Negara Islam Irak Suriah (NIIS/ISIS) asal Australia, dikabarkan telah menghubungi kontaknya di Australia dan meminta mereka melaksanakan kampanye pemenggalan secara acak di Sydney dan Brisbane. Demikian informasi yang diperoleh ABC.
Mohammad Ali Baryalei, mantan penjaga di kawasan Kings Cross, diduga telah membuat instruksi untuk menculik orang di Brisbane dan Sydney dan mengeksekusi mereka di depan kamera.
Video eksekusi itu kemudian diminta dikirimkan kembali ke unit media ISIS di Timur Tengah untuk dipublikasikan.
Omarjan Azari (22), merupakan satu dari 15 orang yang ditahan dalam operasi kontra-terorisme besar-besaran, Kamis (18/9) pagi di Sydney dan Brisbane. Ia dituduh melakukan konspirasi bersama Baryalei dan sejumlah rekan lainnya untuk melakukan persiapan atau rencana aksi terorisme. Hal itu terungkap dalam dokumen pengadilan.
Dari hasil penelurusan ABC, diketahui selama berlangsungnya operasi penggerebekan teroris di Brisbane, polisi juga ikut menahan sejumlah tersangka yang memiliki senjata tajam, topeng penutup wajah, dan seragam militer untuk melakukan serangan sejenis dan berkelanjutan.
Kepolisian Australia langsung menggelar operasi tersebut pagi ini untuk mengacaukan rencana kelompok yang mayoritas adalah warga Australia Afghanistan, hanya berselang 48 jam setelah Baryalei melakukan telepon. Polisi Australia khawatir serangan terorisme itu bisa jadi akan dilakukan dalam waktu dekat.
Otoritas Australia meyakini Baryalei (33), telah merekrut setidaknya setengah dari 60 warga Australia yang saat ini ikut berperang dengan ISIS dan memiliki posisi terpercaya dalam komando operasi di kelompok teroris yang terkait dengan Al-Qaeda.
Jaksa Michael Allnutt di Pengadikan Pusat Sydney mengatakan dugaan pelanggaran itu "jelas dirancang untuk membuat masyarakat Australia terkejut, takut dan terancam".
Allnutt mengatakan, “Ada rencana untuk melakukan pelanggaran yang sangat serius yang melibatkan fanatisme dalam tingkat yang tidak biasa."
Pengadilan juga menyatakan tuduhan terhadap Azari berasal dari satu panggilan telepon yang berhasil disadap pihak berwenang awal pekan ini.
"Penggerebekan ini merupakan reaksi cepat untuk mengatasi bahaya yang sudah jelas dan memang harus ditindak," kata Allnutt. "Masih ada sejumlah besar materi yang masih harus diselidiki aparat kepolisian," dia menambahkan.
Azari tidak berhak mendapatkan jaminan dan kasus itu ditunda sampai 13 November mendatang.
Lebih dari 800 petugas diterjunkan dalam serangan kontrateroris ini yang merupakan bagian dari Operasi Appleby di pinggiran kota di Sydney barat dengan lebih 70 polisi terlibat dalam penggerebekan di semuah rumah di Brisbane selatan.
Hasil penelusuran ABC mengetahui kalau Azari ditangkap di sebuah rumah di Bursill, Guildford di barat Sydney, yang telah dicari oleh petugas forensik.
Polisi tambahan tiba dengan sekop sore ini dan mulai menggali kebun depan dan belakang.
Penggerebekan juga berlangsung di 24 rumah lainnya yang digerebek aparat pagi ini di Sydney, sementara setidaknya satu properti di Revesby akan diperiksa dengan detektor logam.
Pihak kepolisian belum bersedia memberikan keterangan terkait materi apa yang mereka sedang cari.
Lebih dari 800 petugas dilibatkan dalam penggerebekan teroris di Sydney dan Brisbane (18/9). (abc.net.au)
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...