Senjata Terbaik Melawan NIIS Sudah Ada di Irak
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Jenderal John Allen, yang memimpin pasukan NATO di Afghanistan dan Irak pada 2003, menganalisa bahwa satu-satunya cara untuk mengalahkan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS/sebelumnya disebut ISIS) yang menguasai sebagian Irak dan Suriah adalah melalui kekuatan militer dengan memberdayakan pasukan Kurdi, kelompok Sunni dan elemen-elemen perlawanan pembebasan Suriah.
Orang-orang Kurdi, Sunni, kelompok pejuang rakyat Suriah, merupakan elemen perlawanan yang paling diperlukan untuk mengatasi NIIS karena Amerika Serikat (AS) tidak menurunkan pasukan darat.
Bertopeng dan tanpa seragam, NIIS meskipun mereka menyebut dirinya negara, namun mereka sebenarnya adalah gerilyawan Islam yang keberadaannya tersebar di sekitar perbatasan Irak dan Suriah. Mereka para pemberontak yang kejam, licik dan mahir menyusup ke suatu wilayah, membuat mereka hampir tidak terdeteksi sampai mereka selesai menyerang.
John Allen seorang jenderal bintang empat pensiunan marinir AS menilai NIIS tidak mungkin dilawan dengan doktrin-doktrin pertempuran masa lalu, dan serangan udara maupun serangan lainnya akan gagal mencapai tujuan jika tanpa intelijen.
Untuk mengimbangi dan kemudian mengalahkan NIIS, menurut John Allen, Komando Pusat AS harus terlebih dahulu membentuk gugus tugas gabungan baru yang dipimpin jenderal bintang empat yang dihormati. Gugus baru akan beroperasi di wilayah Irak, Suriah dan di sepanjang perbatasan Turki dan Iran.
Dan setiap intelijen AS harus bekerja bersama-sama dengan aparat militer, seperti yang dilakukan dalam operasi gabungan Joint Task Forces di Irak dan Afghanistan pada 2003.
Untuk melindungi konsulat AS di Kota Arbil, Irak, pasukan Kurdi yang dikenal sebagai pasukan Peshmerga harus dilengkapi dengan rudal anti-tank Javelin, kendaraan lapis baja dan peralatan night-vision. Karena pasukan Peshmerga tidak memiliki angkatan udara yang layak yang selama ini bergantung pada Baghdad untuk dukungan udara maka perlu dibentuk skuadron udara khusus.
Skuadron Operasi Khusus yang dibangun setidaknya berisi pesawat propeller Super Tucano dan yang pilot terlatih dalam pertempuran.
John Allen yang pernah terlibat perang di Irak menganggap strategi yang berpusat pada drone (pesawat tanpa awak) belum mengakhiri ancaman terorisme di Yaman dan Pakistan, dan tentu sama sekali tidak akan berhasil di Irak dan Suriah. Pasalnya, Tanpa kemampuan granular (membedakan secara khusus), drone tidak bisa membedakan antara warga sipil dan militan.
Presiden AS, Barack Obama meskipun telah menyepakati penggunaan 60 pesawat tanpa awak dan berawak untuk intelijen, pengawasan dan pengintaian, namun semua itu tidak cukup. Militan NIIS bertindak layaknya teroris tetapi berpikir seperti kriminal jalanan yang membuat mereka sulit dideteksi oleh National Security Agency.
“Mereka ada di mana-mana, namun mereka tidak kelihatan," kata John Allen mengutip David Galula seorang perwira militer Prancis dan sarjana yang berpengaruh dalam mengembangkan teori dan praktek pemberontakan. Militan Islam tidak mungkin mengatakan di telepon kemana arah operasi mereka, dan ketika mereka melakukannya, itu pasti dimaksudkan untuk menipu.
Maka, sulit untuk melawan NIIS di Suriah melalui udara, karena berdasarkan rumor yang beredar, mereka memiliki rudal udara di Suriah.
Dalam menekan NIIS, Drug Enforcement Agency (badan narkoba AS) dan personel FBI (Federal Bureau of Investigation) harus bekerja bersama Komando Gabungan Operasi Khusus dan CIA (Central Intelligence Agency) dalam menginterogasi militan yang tertangkap. Dengan begitu, interogator bisa memahami tujuan sebenarnya, yaitu dilihat dari sifat dan niat para militan, serta untuk mengacaukan operasi mereka di masa mendatang.
Pasukan Peshmerga yang terpilih untuk menyusup harus dilatih menggunakan tanda-tanda rahasia dan alat pelacak intelijen. Dengan tehnologi tersebut, AS dan pesawat koalisi (Prancis, Inggris, dsb) bisa mengidentifikasi kendaraan dan individu dari udara dengan menggunakan bahan kimia khusus.
Pasukan Peshmerga bersenjata lengkap dan digabungkan dengan teknik intelijen terbaru akan sangat penting untuk memerangi ekstrimis dari dalam dan di luar Irak. Amerika bisa berdiri tegak dengan Kurdi, melumpuhkan kemampuan paramiliter Iran, dan menghancurkan NIIS, tetapi harus bertindak tegas dan kreatif -sekarang. (reuters.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...