Senyap Klakson di Amsterdam
Tidak gampang membunyikan klakson adalah sebuah kebijakan.
SATUHARAPAN.COM – Jalan-jalan protokol di Amsterdam, tidak saja dilewati oleh bus, mobil, motor, atau sepeda, tetapi trem-trem juga ikut lalu lalang. Oleh karena itu, di tengah jalan raya, terdapat rel untuk trem-trem supaya dapat melintas. Meski lalu lintas sibuknya tidak ketulungan, bunyi klakson dari kendaraan bermotor atau dering bel dari sepeda yang berkejaran, nyaris tidak pernah terdengar.
Jalan yang tidak begitu luas seperti jalan Nieuwe Spiegelstraat, hanya dilewati oleh mobil, motor, sepeda dan para pejalan kaki. Para pejalan kaki dan orang-orang yang bersepeda mendapat prioritas oleh para pengendara kendaraan bermotor. Pengendara mobil dan motor memberi kesempatan kepada para pejalan kaki untuk melintas atau menikung di jalan lebih dahulu. Para pengemudi mobil dan motor akan menunggu para pejalan kaki itu selesai melintas. Tidak ada bunyi klakson dari kendaraan bermotor, yang mengekspresikan kegusaran atau keterkejutan para pengendara.
Di sebelah kantor Algemene Doopgezinde Societeit (ADS)— sebuah kantor sinode gereja Mennonite Belanda di Amsterdam—terdapat sebuah hotel. Suatu hari saya menyaksikan, ada sebuah truk tanggung yang berhenti cukup lama di jalan kecil Singelstraat yang terletak di depan hotel itu. Truk tersebut cukup lama berhenti karena sedang menaikkan barang-barang furnitur. Karena jalan itu searah dan tidak bisa dilewati bersimpangan dua kendaraan mobil, maka kendaraan-kendaraan mobil di belakang truk itu berbaris menunggu pekerja-pekerja hotel selesai menaikkan barang-barangnya ke dalam truk. Tidak ada suara klakson dari satu mobil pun! Para pengendara itu terlihat sabar, menunggu truk itu jalan. Bagi orang Belanda dan rata-rata orang Eropa, yang sangat memperhitungkan waktu, kesabaran mereka itu sungguh sangat mempesona!
Bunyi klakson kendaraan bermotor memang bisa pertanda sebagai sebuah peringatan, permintaan permisi mau mendahului, atau bahkan ucapan terima kasih karena sudah diberi jalan untuk mendahului. Tetapi, yang sering terjadi adalah bunyi klakson kendaraan bermotor lebih untuk mengekspresikan keterkejutan dan kemarahan Sang Pengendara! Misalnya, tiba-tiba ada mobil atau motor nyelonong begitu saja, maka klakson dibunyikan; itu pertanda kaget. Atau kendaraan yang berada di depan terasa mengganggu perjalanan pengendara di belakangnya; bisa jadi klakson dibunyikan untuk menunjukkan kemarahan si pengendara.
Terlalu sering orang membunyikan klakson kendaraannya, selain bisa membuat polusi suara, namun juga dapat memicu kemarahan pengendara lainnya. Sehingga yang terjadi adalah kemudian saling berbalas suara klakson para pengendara. Supaya suara klaksonnya lebih dominan, maka suara klakson mobil yang nyaring lebih disukai. Malah motor pun kadang menggunakan klakson layaknya suara klakson truk atau sebuah bus. Wah!
Bersikap sabar dengan tidak gampang membunyikan klakson kendaraan barangkali adalah sebuah kebijakan yang perlu dilakukan. Selain menjaga ketenangan, namun yang lebih penting menunjukkan betapa dewasanya seseorang. Masing-masing orang terlihat saling memahami satu sama lain! Betapa indahnya!
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Obituari: Mantan Rektor UKDW, Pdt. Em. Judowibowo Poerwowida...
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Mantan Rektor Universtias Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Dr. Judowibow...