Seperti di Amerika, Bang Yos Ingin Gubernur Jadi Presiden
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso mengemukakan sebagaimana yang dialami rakyat Amerika Serikat, di mana beberapa gubernur menempati kursi kepresidenan, ia pun mengharapkan hal yang sama, seperti dia sampaikan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II Partai Nasional Demokrat (NasDem), di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Selasa (27/5).
Lelaki yang akrab disapa Bang Yos itu kemudian berkelakar, Presiden Iran yang paling terkenal, Ahmadinejat, sebelumnya pernah menjabat sebagai Wali Kota Teheran, Ibu Kota Iran. Di Iran, kepala tertinggi suatu daerah memang adalah wali kota, bukan gubernur. Kemudian Presiden Colombia adalah Gubernur Bogota, Ibu Kota negara Colombia, Presiden Thailand yang sebelumnya adalah Gubernur Bangkok, Perdana Menteri Turki adalah Gubernur Istanbul,
“Di Amerika Serikat sendiri, dari 44 presidennya tercatat 17 di antaranya merupakan gubernur negara bagian. Jadi pertanyaannya, kapan gubernur ibu kota di Indonesia menjadi presiden?” ucap Bang Yos.
Akan tetapi, Ketua Umum Partai Kesatuan dan Pembangunan Indonesia (PKPI) ini menampik kalau hal itu yang membuat dirinya memutuskan merapat pada kubu Jokowi-JK.
“Dari dua capres, ada salah satu calonnya yang Gubernur DKI, jadi aneh kalau saya sebagai mantan Gubernur DKI tidak mendukung Gubernur DKI. Paling tidak kalau beliau yang jadi, saya ikut bangga. Tetapi bukan hal itu yang menjadi penentu arah saya ke mari,” ucap lelaki yang biasa disapa Bang Yos itu.
Ia mengaku mendukung Jokowi-JK karena yakin dua figur itu yang bisa merealisasikancita-cita proklamasi yang telah dicanangkan.
Seperti diketahui, Bang Yos menjabat Gubernur DKI selama dua periode, 1997–2007. Ia mengaku menghadapi situasi yang tidak mudah karena pada saat ia pertama menjabat gubernur adalah masa reformasi.
Mantan tokoh militer berbintang tiga itu pun menuturkan bahwa dulu gubernur seperti dewa, sekarang yang bagaikan dewa adalah DPRD. Kalau dulu rakyatnya manut, sekarang rakyat lebih galak dari kita, bahkan menurut dia LSM saat ini juga sedang bangkit semua untuk melawan dominasi negara.
“Jadi tadi saya datang pagi-pagi, karena saya pikir orang baru jangan sampai telat. Kami memang agak telat (partainya, Red), justru karena kami telat jadi mikir secara matang, ke kubu mana saya harus ikut. Banyak orang tanya, kenapa tidak ‘ke sana’, kan sama-sama baret merah, pikir saja sendiri,” ujar dia.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...