Serangan Hizbullah ke Israel Berpotesi Menyeret Lebanon ke Dalam Perang
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Meningkatnya serangan oleh kelompok militan Hizbullah di Lebanon selatan yang berbatasan dengan Israel berisiko “menyeret Lebanon ke dalam perang,” kata militer Israel pada hari Minggu (22/10), setelah kembali terjadi baku tembak lintas batas yang telah meningkatkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas.
“Hizbullah… menyeret Lebanon ke dalam perang yang tidak menghasilkan apa-apa, namun akan mengalami kerugian besar,” kata juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, Jonathan Conricus memperingatkan.
Kelompok Lebanon ini bersekutu dengan Hamas, yang memicu kekerasan terbaru dengan serangan mematikan pada 7 Oktober di Israel yang menewaskan sedikitnya 1.400 orang, sebagian besar warga sipil yang ditembak, dimutilasi atau dibakar sampai mati, menurut para pejabat Israel.
Israel membalas dengan serangan tanpa henti di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 4.300 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Mereka juga terlibat baku tembak dengan Hizbullah di perbatasan utara, dan Conricus menuduh kelompok tersebut melakukan eskalasi yang berbahaya. “Hizbullah sedang memainkan permainan yang sangat, sangat berbahaya. Mereka memperburuk situasi. Kami melihat semakin banyak serangan setiap hari,” katanya.
“Apakah negara Lebanon benar-benar bersedia membahayakan kemakmuran dan kedaulatan Lebanon yang tersisa demi teroris di Gaza?” Dia bertanya. “Itu adalah pertanyaan yang perlu ditanyakan dan dijawab oleh pihak berwenang Lebanon.”
Baku tembak baru-baru ini telah menewaskan empat pejuang Hizbullah dan seorang anggota kelompok militan Palestina, Jihad Islam, di Lebanon, sementara tiga tentara Israel terluka, satu terluka parah, akibat tembakan anti tank Hizbullah, dan dua pekerja pertanian Thailand juga terluka.
Israel telah memerintahkan puluhan komunitas di utara untuk mengungsi, dan beberapa ribu warga Lebanon juga telah meninggalkan wilayah perbatasan menuju kota Tirus.
Orang nomor dua Hizbullah, Naim Qassem, telah memperingatkan kelompoknya untuk meningkatkan keterlibatannya dalam konflik tersebut. “Mari kita perjelas, ketika peristiwa terjadi, jika terjadi sesuatu yang memerlukan intervensi lebih besar dari kami, kami akan melakukannya,” katanya.
Hizbullah yang didukung Iran terlibat dalam perang dahsyat dengan Israel pada tahun 2006 yang menyebabkan lebih dari 1.200 orang tewas di Lebanon, sebagian besar warga sipil, dan 160 orang tewas di Israel, sebagian besar tentara.
Hizbullah Berada di Jantung Pertempuran
Sementara itu, seorang pejabat tinggi Hizbullah bersumpah bahwa Israel akan menanggung akibatnya setiap kali mereka memulai serangan darat di Jalur Gaza dan mengatakan pada hari Sabtu bahwa kelompok militannya yang berbasis di Lebanon sudah “berada di jantung pertempuran.”
Komentar wakil pemimpin Hizbullah, Sheikh Naim Kassem, muncul ketika Israel melancarkan serangan drone di Lebanon selatan dan Hizbullah menembakkan roket dan rudal ke Israel.
Bagi Hizbullah, memanaskan perbatasan Lebanon-Israel memiliki tujuan yang jelas, Kassem berkata: “Kami mencoba melemahkan musuh Israel dan memberi tahu mereka bahwa kami siap.” Para pejabat Hamas mengatakan bahwa jika Israel memulai serangan darat di Gaza, Hizbullah akan bergabung dalam pertempuran tersebut.
Baku tembak di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel meningkat dalam dua pekan terakhir. Ada kekhawatiran bahwa Hizbullah yang didukung Iran, yang memiliki persenjataan yang terdiri dari puluhan ribu roket dan rudal serta berbagai jenis drone, mungkin mencoba membuka front baru dalam perang Israel-Hamas dengan serangan skala besar.di Israel utara.
Kassem mengatakan kelompoknya, yang bersekutu dengan Hamas, telah mempengaruhi jalannya konflik dengan memanaskan perbatasan Lebanon-Israel dan mengikat tiga divisi tentara pendudukan Israel di utara alih-alih bersiap untuk berperang di Gaza.
“Apakah Anda percaya bahwa jika Anda mencoba untuk menghancurkan perlawanan Palestina, pejuang perlawanan lainnya di kawasan ini tidak akan bertindak?” Kassem mengatakan dalam pidatonya hari Sabtu (21/10) saat pemakaman seorang pejuang Hizbullah. “Kami berada di jantung pertempuran hari ini. Kami meraih prestasi melalui pertempuran ini.”
Pada hari Jumat, tentara pendudukan Israel mengumumkan evakuasi dari kota perbatasan di mana tiga warganya terluka dalam baku tembak sehari sebelumnya.
Seorang jurnalis Associated Press di Lebanon selatan melaporkan mendengar ledakan keras pada hari Sabtu di sepanjang perbatasan, dekat pantai Mediterania.
Hizbullah mengatakan para pejuangnya menyerang beberapa posisi Israel dan juga menargetkan pasukan infanteri Israel, “mencetak serangan langsung.”
Kantor Berita Nasional milik pemerintah Lebanon melaporkan penembakan Israel di beberapa desa dan mengatakan sebuah mobil terkena serangan langsung di desa Houla. Pada hari Sabtu malam, penembakan meningkat di sekitar pos tentara pendudukan Israel di seberang desa Yaroun, Lebanon.
Kassem dari Hizbullah berbicara tentang pejabat asing yang mengunjungi Lebanon selama dua pekanterakhir yang meminta para pejabat Lebanon untuk meyakinkan kelompok tersebut agar tidak mengambil bagian dalam pertempuran terbaru Hamas-Israel. Dia mengatakan tanggapan Hizbullah terhadap para pejabat Lebanon adalah, “Kami adalah bagian dari pertempuran.”
“Kami memberi tahu mereka yang menghubungi kami, 'Hentikan agresi (Israel) sehingga dampak (konflik) dan kemungkinan perluasannya berhenti,'” kata Kassem, merujuk pada para pejabat yang baru-baru ini mengunjungi Beirut, termasuk menteri luar negeri Perancis dan Jerman.
Berbicara tentang perkiraan invasi darat Israel ke Gaza, Kassem, mengatakan: “Informasi kami adalah bahwa kesiapan Hamas dan pejuang perlawanan di Gaza akan membuat invasi darat Israel menjadi kuburan mereka.” (AFP/AP)
Editor : Sabar Subekti
Uskup Suharyo: Semua Agama Ajarkan Kemanusiaan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo mengatakan ap...