Serangan kepada Ahok Berasal dari Kelompok Anti Pancasila
JAKARTA,SATUHARAPAN.COM – Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan SDM (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Rumadi Ahmad, menilai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta berkembang ke arah yang cukup mengkhawatirkan.
Menurutnya, bukan saja soal cagub petahana, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang pernyataannya di Kepulauan Seribu memicu kontroversi, tapi juga respons sebagian kelompok yang sengaja memanfaatkan isu ini untuk tujuan-tujuan lain di luar Pilkada DKI.
Sebenarnya, kata dia, situasi pasca kontroversi pernyataan Ahok mengenai Surat al-Maidah 51 sudah mulai mereda setelah Ahok minta maaf secara terbuka atas ucapannya yang dianggap menyinggung umat Islam.
“Tokoh-tokoh agama ternama juga menanggapi positif permintaan maaf itu. Semua itu menjadikan situasi yang semula penuh ketegangan mulai mereda,” kata Rumadi Ahmad dalam siaran pers yang diterima satuharapan.com, di Jakarta, hari Kamis (13/10).
Tapi belakangan situasi kembali memanas, kata Rumadi. Hal itu terjadi terutama setelah MUI mengeluarkan pernyataan sikap yang pada intinya menyatakan Ahok telah melakukan penistaan agama. Situasi semakin memanas karena sebuah stasiun TV swasta menggelar acara dialog secara live kurang lebih 4 jam, dengan tema “Setelah Ahok Minta Maaf”.
Berkembang juga berita, besok pagi, Jumat 14 Oktober 2016 akan ada aksi besar yang dimulai dari Masjid Istiqlal, dengan tema “Tangkap Ahok Penista Agama”. Situasi ini, kata Rumadi, menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran, sehingga Gereja Katedral yang letaknya di sebelah masjid Istiqlal merasa perlu membuat imbauan khusus kepada jemaatnya agar besok hari tidak mendekat ke kawasan Katedral, jika tidak ada keperluan mendesak.
“Saya menduga ada kelompok-kelompok yang mengambil untung dari situasi untuk merusak sendi-sendi kehidupan bangsa. Hal ini dilakukan dengan mengadu domba antara umat Islam dan non-Islam, bahkan antar sesama umat Islam yang mempunyai haluan yang berbeda. Mereka akan menunggangi organisasi-organisasi keagamaan, untuk memuluskan agenda adu dombanya,” kata dia.
Kelompok itu, lanjut Rumadi, sebenarnya tidak terlalu sulit dikenali. "Mereka bukan saja benci pada Ahok, tapi juga benci tatanan negara ini, benci pada Pancasila, benci pada NKRI dan seterusnya yang dianggap sebagai sistem negara thagut. Anasir-anasir kelompok radikal akan berkumpul dengan memanfaatkan persoalan Ahok menjadi pintu masuknya. Namun, yang dituju bukan soal Ahok, tapi lebih besar dari itu," tutur dia.
“Karena itu, waspada dengan skenario adu domba yang sudah mulai terasa. Bukan soal Ahok dan Pilkada DKI, tapi ini soal keutuhan bangsa,” kata dia.
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...