Serangan Mortir di Kampung Kristen di Damaskus Tewaskan Dua Orang
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM – Sebuah peluru mortir menghantam sebuah sektor yang dihuni mayoritas penganut Kristen di Damaskus pada Rabu (13/11), menewaskan dua orang dan melukai tujuh korban lainnya, tutur kantor berita resmi SANA, mengutip pihak kepolisian. Karena kondisi keamananan perbatasan Suriah-Turki juga tidak kunjung aman, Turki minta pasukan NATO untuk memperpanjang pengerahan rudal patriot.
Laporan tersebut, menggunakan istilah rezim bagi pemberontak, menuduh “para teroris” atas serangan ke wilayah permukiman Bab Tuma yang berada di distrik tengah ibu kota Suriah tersebut.
Serangan lainnya menghantam ke pasar Al-Hal di wilayah permukiman Zablatani, juga berada di distrik tengah Damaskus, melukai 13 orang dan menimbulkan kerusakan pada toko-toko, kata SANA.
Kelompok pemantau Observatorium HAM Suriah melaporkan tiga orang tewas dan 30 korban lainnya terluka oleh serangan mortir di dua wilayah permukiman pada Rabu (13/11).
Distrik-distrik tengah Damaskus yang dikuasai pemerintah sudah dibombardir berulang kali dalam beberapa bulan terakhir dari posisi pemberontak di wilayah pinggiran ibu kota tersebut saat serangan berulang-ulang yang dilancarkan tentara rezim gagal mengeliminasinya.
Turki Minta NATO Perpanjang Pengerahan Patriot di Perbatasan Suriah
Turki meminta NATO memperpanjang satu tahun lagi pengerahan peluru kendali (rudal) Patriot yang ditembakkan dari darat ke udara guna melindungi perbatasannya dengan Suriah karena ancaman “serius” yang terus berlanjut, kata para pejabat pada Rabu.
“Kami menerima surat dari pemerintah Turki yang meminta untuk dilanjutkannya (pengerahan) rudal Patriot,” kata seorang pejabat NATO kepada AFP yang tidak ingin disebutkan namanya.
“North Atlantic Council secara rutin menilai situasi dan implementasi rudal Patriot. Jelas bahwa seluruh risiko dan ancaman ke negara Turki masih serius,” ujar pejabat tersebut.
Seorang diplomat dari kementerian luar negeri Turki, yang dihubungi AFP, juga mengonfirmasi permintaan Ankara.
Turki meminta bantuan sekutunya, NATO, setelah sebuah bom mortir ditembakkan dari wilayah Suriah, menewaskan lima warga sipil Turki di kota perbatasan Akcakale pada Oktober tahun lalu.
Sejak serangan mematikan tersebut, Turki membalas setiap tembakan dari Suriah yang mendarat di tanahnya dan meningkatkan perbatasannya sepanjang 910 kilometer.
Enam rudal buatan AS yang efektif menangkal pesawat dan rudal jarak pendek serta dikirim oleh Belanda, Jerman dan Amerika Serikat, ditempatkan di kota selatan Adana dan kota-kota Kahramanmaras dan Gaziantep di bagian tenggara.
“Sekutu telah menunjukkan komitmennya yang kuat untuk melindungi dan membela Turki,” kata pejabat NATO.
“Setiap kelanjutan dari penugasan tersebut akan menegaskan kembali tekad NATO untuk mencegah ancaman dan membela Turki, yang sekali lagi menegaskan solidaritas NATO dengan Turki.” (AFP/Antara)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...