Serobot Pintu Lintas KA, Trayek Metro Mini 80 akan Dicabut
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – “Kami akan evaluasi trayeknya. Kalau perlu dicabut,” kata Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Yani Wahyu, Minggu (6/12) menyusul tabrakan kereta rel listrik (KRL) jurusan Jatinegara-Bogor dengan bus kota Metro Mini 80 jurusan Kalideres-Grogol.
Metro Mini 80 sering menyerobot paling pintu pelintasan kereta, katanya. Yani mengatakan hal itu saat berada di lokasi kecelakaan antara KRL dan Metro Mini 80 di perlintasan Angke yang menyebabkan 18 orang tewas dan tujuh orang mengalami luka-luka.
“Ini harus diselesaikan. Tidak boleh ada korban seperti ini. Perlintasan sudah ditutup, kenapa masuk?” katanya.
Ia mengatakan sopir Metro Mini telah lalai sehingga orang lain menjadi korban.
Menurut dia, Pemprov DKI akan menerapkan sanksi keras terhadap Metro Mini 80.
Sebanyak 18 jenazah tabrakan KRL dengan bus kota Metro Mini telah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk proses identifikasi.
Kapolsek Tambora Kompol Wirdhanto Hadicaksono di lokasi kecelakaan perlintasan Angke, Jakarta Barat, Minggu, menyebutkan korban luka lain telah dibawa ke RS Tarakan, RS Sumber Waras, dan RS Atma Jaya untuk mendapatkan perawatan medis.
Menurut dia, semua korban merupakan penumpang bus dan tidak ada korban dari penumpang KRL.
Ia mengatakan, tabrakan antara dua transportasi umum itu terjadi sekitar pukul 08.30 WIB di perlintasan jalan antara Stasiun Bandan dan Stasiun Duri.
Saksi mata, kata Kapolsek Tambora, menyebutkan petugas palang pintu perlintasan sudah menutup jalan karena KRL akan lewat. Namun, palang perlintasan hanya menutup 2/3 badan jalan sehingga ada celah jalan yang tidak tertutup.
Bus kota Metro Mini jurusan Kalideres-Grogol menerobos pelintasan sehingga dihantam KRL yang sedang melintas dari utara. Akibatnya, bus terseret sekitar 200 meter dan menewaskan 13 orang dan melukai tujuh orang lainnya.
Untuk memudahkan evakuasi korban, petugas gabungan memotong badan bus kota.
Petugas Mengidentifikasi Korban
“Total korban tewas menjadi 18 orang, satu korban baru saja meninggal di RS Sumber Waras,” kata Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya Komisaris Besar Pol Musyafak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Minggu.
Sopir bus Metro Mini yang bernama Asmadi dan kondektur Agus Muhamad Irpan juga tewas dalam kecelakaan itu.
Saat ini 15 jenazah korban sudah ada di Ruang Jenazah RSCM, tiga jenazah korban lainnya masih di Rumah Sakit Atma Jaya.
Musyafak mengatakan seluruh jenazah korban akan dibawa ke RSCM untuk memudahkan proses identifikasi dan administrasi.
Sementara itu enam korban yang terluka masih menjalani perawatan, dua orang di Rumah Sakit Sumber Waras, tiga orang di Rumah Sakit Atma Jaya, dan satu orang di Rumah Sakit Tarakan.
Saat ini tim gabungan dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya serta Bagian Forensik RSCM masih mencocokkan data post mortem dan ante mortem untuk mengidentifikasi korban yang meninggal dunia.
“Saat ini sudah ada enam keluarga yang masuk untuk mencocokkan data korban. Jika sudah teridentifikasi, kami akan merilis nama-nama korban tewas,” ujar Musyafak.
Tabrakan itu terjadi karena bus Metro Mini menerobos pintu pelintasan kereta.
Akibat kecelakaan itu satu gerbong kereta rusak dan dievakuasi ke Dipo Bukit Duri untuk perbaikan. Tidak ada penumpang kereta yang menjadi korban dalam kecelakaan itu.
Sementara badan bus Metro Mini ringsek tertabrak kereta yang melintas dan belasan penumpangnya meninggal dunia akibat kecelakaan itu. Petugas pemadam kebakaran Jakarta Barat sudah mengevakuasi badan bus tersebut dari lokasi. (Ant)
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...