Setara: Bentrok TNI-Polri Cermin Lemah Kepemimpinan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Hendardi, Ketua Setara Institute for Democracy and Peace, mengungkapkan bahwa bentrok TNI-Polri karena pemimpin dua institusi tidak punya leadership kuat dan kepedulian pada anak buahnya.
Dalam siaran pers, Jumat (21/11), Hendardi menegaskan bahwa bentrok TNI-Polri sudah laten dan menunjukkan kepongahan alat negara yang merontokkan wibawa dua institusi itu. Terulangnya peristiwa ini karena para pemimpin dua institusi itu tidak memiliki leadership kuat dan kepedulian pada jajaran prajurit.
Kejadian berawal saat dua oknum anggota Yonif 134/ Tuah Sakti bertemu dengan dua oknum anggota Brimob Polda Kepri di kios pengisian bahan bakar minyak, Rabu.
“Anggota kami Pratu Nuryono dan Praka Budiono usai bertugas pulang ke rumahnya di Cipta Asri tidak jauh dari Markas Brimob, pagi tadi. Saat mengisi bensin untuk motornya, mereka bertemu dengan dua anggota Brimob hingga terjadi saling pandang. Karena terpancing akhirnya cekcok,” kata Danrem 033/ Wira Pratama Brigjen TNI Eko Margiyono, Kamis.
Meski sempat reda setelah dilerai oleh Petugas Provos Brimob Polda Kepri, namun kemudian sekitar 30 anggota TNI Yonif 134/Tuah Sakti lain mendatangi Markas Brimob terkait kejadian ini.
Di Mako Brimob, diduga ada oknum anggota Yonif 134 yang melempar batu ke arah kaca barak asrama hingga pecah dan menendang motor yang terparkir hingga roboh.
Hendardi melanjutkan, selain dipicu oleh isu kesejahteraan, pembelaan jiwa korsa yang membutakan, ketegangan, juga dipicu oleh pola kepemimpinan yang selalu minta dilayani, sehingga pada setiap jenjang semua aparat berlomba melayani pimpinan dengan segala cara. Belum semua prajurit tuntas dg sikap kewargaan.
“Kapolda dan Pangdam setempat harus dicopot agar berikan efek jera. Tidak cukup hanya prajurit yang dihukum,” Hendardi menutup siaran persnya.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...