Setara Institute: Isu Utama di Papua adalah Keadilan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Setara Institute menilai Insiden Tolikara, Papua, pada hari Jumat (17/7) tejadi karena akumulasi diskriminasi dan ketidakadilan yang dialami warga Papua yang berkepanjangan.
"Pembakaran tempat ibadah adalah satu pelanggaran HAM, meski belum tentu dikualifikasi sebagai pelanggaran HAM berat," kata Ketua Setara Institute, Hendardi, dalam keterangan persnya yang diterima satuharapan.com, hari Senin (20/7).
Menurut Hendardi kalau merujuk pada temuan PGI, kekerasan itu dimulai karena provokasi bersenjata oleh pihak tertentu terhadap warga Papua sebelum pembakaran terjadi.
"Soal provokasi bersenjata ini yang sejak awal tidak dikemukakan oleh Polri. Apapun latar belakangnya, peristiwa ini menunjukkan negara telah lalai menjaga hak atas rasa aman warga," kata dia.
Hendardi menilai insiden tersebut menunjukkan toleransi di tengah masyarakat semakin rentan dan mudah dibakar, dan kerentanan itu bisa mencapai titik kulminasi yang mungkin lebih besar, karena isu utama Papua adalah keadilan dan penghargaan martabat warga Papua.
"Potensi ketegangan atas dasar agama, suku, pendatang vs pribumi, sebenarnya telah menguat sejak lama, akibat kebijakan transmigrasi politis yang meminggirkan warga Papua. Komnas HAM harus bekerja, Polri harus serius bekerja dan jujur serta terbuka mengungkap fakta," kata dia.
Editor : Eben E. Siadari
Kepala Militer HTS Suriah Akan Membubarkan Sayap Bersenjata
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Kepala militer "Hayat Tahrir al-Sham" (HTS) Suriah yang menang m...