Setelah Anjlok, IHSG BEI Selasa Dibuka Menguat Tipis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (10/6) dibuka naik sebesar 8,62 poin seiring dengan ekspektasi membaiknya ekonomi global.
IHSG BEI dibuka naik sebesar 8,62 poin atau 0,18 persen ke posisi 4.893,71, sementara itu, indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 2,24 poin (1,27 persen) ke level 825,82.
“Sejumlah data yang dirilis dari negara-negara Asia seperti Tiongkok dan Jepang menunjukkan hasil yang positif bagi pasar saham global, termasuk indeks BEI,” kata Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan membaiknya data Tiongkok dan Jepang diharapkan dapat mendorong global dari ancaman perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu dari dalam negeri, lanjut dia, masih terkait faktor politik yakni debat calon presiden dan wakil presiden, debat itu dinilai baik karena dapat menunjukkan visi dan misi dari capres-cawapres, dan pelaku pasar akan menilai.
Analis Samuel Sekuritas Aiza menambahkan faktor teknikal mendorong indeks BEI setelah mengalami tekanan cukup signifikan pada hari sebelumnya.
“Kami melihat IHSG akan cenderung menguat hari ini menjadi kompensasi penurunan kemarin (9/6),” katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, sentimen dari eksternal juga cenderung positif bagi pasar saham menyusul cukup baiknya data ekonomi Amerika Serikat seperti data indeks manufaktur dan jasa serta nonfarm payrolls.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 10,99 poin (0,05 persen) ke level 23.128,46, indeks Nikkei turun 78,10 poin (0,52 persen) ke level 15.044,22 dan Straits Times melemah 10,20 poin (0,31 persen) ke posisi 3.295,10.
Senin Melemah 52,09 Poin
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin ditutup turun sebesar 52,09 poin seiring dengan kekhawatiran investor terhadap ekonomi nasional.
IHSG BEI ditutup melemah sebesar 52,09 poin atau 1,06 persen ke posisi 4.885,08. Sementara itu, indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 10,07 poin (1,21 persen) ke level 823,58.
"IHSG BEI bergerak melemah merespons sentimen negatif dari rencana kenaikan kembali tarif dasar listrik (TDL) pada Juli nanti dan pernyataan BI bahwa Indonesia masih rentan dengan gejolak ekonomi global," kata Kepala Riset Trust Securities reza Priyambada di Jakarta, Senin.
Kondisi itu, lanjut dia, membuat pergerakan indeks BEI melawan arah bursa saham di kawasan Asia yang merespons positif laju bursa saham Amerika Serikat dan juga merespons kenaikan produk domestik bruto (PDB) Jepang.
"Meski nilai tukar rupiah mengalami penguatan, namun masih belum mampu menopang indeks BEI bertahan di area positif," katanya.
Ia menambahkan investor asing yang melakukan foreign net sell sebesar Rp 778,37 miliar pada awal pekan ini (9/6) menambah sentimen negatif bagi IHSG BEI.
Analis HD Capital Yuganur Wijanarko menambahkan pelaku pasar dikhawatirkan oleh potensi kenaikan suku bunga (BI rate).
"Dalam kondisi saat ini, pelaku pasar dapat dijadikan sebagai kesempatan untuk akumulasi posisi di beberapa saham selektif," katanya.
Tercatat transaksi perdagangan saham di pasar reguler BEI sebanyak 189.501 kali dengan volume mencapai 3,09 miliar lembar saham senilai Rp 3,88 triliun. Efek yang mengalami kenaikan sebanyak 64 saham, yang melemah 242 saham, dan yang tidak bergerak 91 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 166,47 poin (0,73 persen) ke level 23.117,47, indeks Nikkei naik 46,76 poin (0,31 persen) ke level 15.124,00 dan Straits Times menguat 5,77 poin (0,17 persen) ke posisi 3.305,20. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...