Setelah Serangan AS, Kapal-kapal Tetap Hadapi Tantangan di Laut Merah
LAUT MERAH, SATUHARAPAN.COM-Sejumlah besar kapal dagang terus berlayar di Laut Merah bagian selatan sejak adanya peringatan dari angkatan laut barat untuk menjauh dari jalur perdagangan penting tersebut untuk menghindari serangan militan Houthi.
Pada hari Jumat (11/1), Gabungan Pasukan Maritim, yang mencakup angkatan laut Inggris dan AS, menyarankan kapal dagang untuk menjauh dari zona bahaya. Saran mereka muncul setelah kedua negara mengebom sasaran di Yaman dalam upaya meredam serangan terhadap kapal komersial oleh militan Houthi, sehingga memicu kekhawatiran akan adanya pembalasan.
Banyak kapal yang berbalik mengikuti saran tersebut. Jumlah orang yang melewati Bab el-Mandeb sejak hari Jumat telah turun lebih dari setengah dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya, berdasarkan data pelacakan kapal yang dipantau oleh Bloomberg.
Namun, data menunjukkan bahwa 114 kapal, termasuk kapal tanker minyak, kapal pengangkut curah dan kapal container, masih masuk atau keluar Laut Merah melalui titik sempit tersebut.
Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan 131 kapal pada periode yang sama pada pekan sebelumnya, ketika ketegangan di wilayah tersebut sudah tinggi dan kapal-kapal menjadi sasaran rudal dan drone Houthi.
Namun, jumlah tersebut turun dari 272 kapal pada periode yang sama bulan lalu dan 252 kapal pada periode waktu yang sama enam bulan sebelumnya.
Fakta bahwa banyak kapal yang mengalami hal tersebut merupakan sebuah pengingat bahwa setiap pemilik kapal mempunyai toleransi risiko yang berbeda-beda, dan bahwa beberapa orang mungkin menilai bahwa mereka dapat melewati kapal mereka dengan aman.
Meskipun jumlah pengiriman turun tajam, jumlah pengiriman minyak dari Rusia turun jauh lebih sedikit. Banyak kapal juga mengiklankan koneksi ke China dengan harapan dapat berlayar dengan aman. Pihak lain juga menyatakan bahwa mereka tidak terlibat dalam perdagangan dengan Israel.
Penurunan Terbesar
Perusahaan pengangkut gas mengalami penurunan terbesar, dengan jumlah kapal turun 96 persen dibandingkan bulan lalu.
Diikuti oleh kapal kontainer dan kapal yang tidak termasuk dalam kategori lainnya dengan penurunan harga keduanya sekitar 80 persen. Jumlah kapal tanker minyak yang melintasi wilayah tersebut telah berkurang sekitar 55 persen dibandingkan bulan lalu.
Kapal curah yang paling sedikit terkena dampaknya, turun sebesar 25 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Lebih dari 20 kapal berhenti di sebelah timur Teluk Aden, beberapa di antaranya mereka berbalik arah setelah Gabungan Pasukan Maritim mengeluarkan peringatan mereka. (Bloomberg)
Editor : Sabar Subekti
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...