Setelah UEA, Bahrain Sepakat Normalisasi Hubungan dengan Israel
Respons Iran atas kesepakatan normalisasi hubungan Israel dengan UEA dan Bahrain: kesrpakatan memalukan.
MANAMA, SATUHARAPAN.COM-Bahrain dan Israel setuju untuk menormalisai hubungan kedua negara. Dan tal lama setelah itu, Raja Bahrain menegaskan perlunya mencapai perdamaian yang adil dan abadi antara Palestina dan Israel berdasarkan solusi dua negara, kata kantor berita negara Bahrain, BNA.
Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al Khalifa, menyampaikan pendiriannya selama dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Bahrain secara resmi bergabung dengan Uni Emirat Arab (UEA) pada hari Jumat (11/9) dalam mencapai kesepakatan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, dalam sebuah langkah dramatis yang bertujuan untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah.
Israel dan UEA mencapai kesepakatan pada 14 Agustus yang akan mengarah pada normalisasi penuh hubungan diplomatik antara kedua negara dalam kesepakatan yang ditengahi Trump.
Iran: Kesepakatan Memalukan
Menanggapi kesepakatan Bahrain-Israel, Iran mengatakan bahwa Bahrain sekarang bermitra dengan "kejahatan" Israel setelah keduanya mengumumkan kesepakatan untuk menormalkan hubungan setelah beberapa dekade permusuhan.
"Para penguasa Bahrain mulai sekarang akan menjadi mitra kejahatan rezim Zionis sebagai ancaman terus-menerus terhadap keamanan kawasan dan dunia Islam," kata kementerian luar negeri Iran dalam sebuah pernyataan, hari Sabtu (12/9) dikutip AFP.
Iran menuduh musuh bebuyutannya, Israel, melakukan "puluhan tahun kekerasan, pembantaian, perang, teror, dan pertumpahan darah di Palestina dan wilayah yang tertindas".
Sementara pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan awal bulan ini bahwa UEA telah "mengkhianati" dunia Muslim dan dia berharap mereka akan "segera bangun dan memberi kompensasi atas apa yang telah mereka lakukan."
Iran mengatakan bahwa melalui kesepakatan "memalukan" ini, Bahrain telah "menakut-nakuti perjuangan Palestina di altar pemilihan Amerika."
“Hasilnya tidak diragukan lagi adalah kemarahan yang tumbuh dan kebencian abadi dari orang-orang tertindas di Palestina, Muslim dan negara-negara bebas di dunia”.
Sebelum tahun ini, Israel hanya mampu mencapai dua kesepakatan damai dengan negara-negara Arab, yaitu Mesir pada tahun 1979, dan Yordania pada tahun 1994.
Editor : Sabar Subekti
Lima Kiat Bijak Atur Pengeluaran Uang
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tren No Buy Challenge 2025 untuk mendorong penerapan gaya hidup hemat dan...