Shinawatra: Kemenangan Junta di Referendum Adalah Kemunduran
BANGKOK, SATUHARAPAN.COM - Kemenangan sejumlah jenderal berkuasa Thailand dalam referendum terkait konstitusi baru merupakan “kemunduran” bagi negara, ungkap mantan perdana menteri Thailand, Yingluck Shinawatra pada hari Senin (8/8).
Kerajaan tersebut telah dipimpin oleh junta selama dua tahun sejak pemerintahan Yingluck Shinawatra digulingkan dari kekuasaan.
Mayoritas suara dukungan “ya” dalam referendum tersebut merupakan tes opini publik pertama sejak kudeta 2014, meski kampanye independen dan debat terbuka masih terbatas.
Pemungutan suara itu memberikan legitimasi bagi junta yang mengatakan bahwa mereka sendiri dapat menstabilkan Thailand setelah satu dekade gejolak.
Hasil pemungutan suara tersebut juga memberi pukulan bagi gerakan prodemokrasi negara itu, yang sejak 2006 didera oleh dua kudeta dan aksi penumpasan militer berdarah.
Hasil tidak resmi yang dirilis oleh Komisi Pemilihan menunjukkan 61,4 persen negara itu mendukung referendum, dengan 38,6 persen memilih “tidak.” Hasil pemungutan itu masih di bawah 55 persen.
“Saya menerima keputusan rakyat,” ujar Yingluck dalam tulisannya di media sosial, tanggapan pertamanya terhadap pemungutan yang digelar pada Minggu.
“Saya sedih atas fakta bahwa negara kami mengalami kemunduran ke arah konstitusi yang tidak demokratis,” tambahnya. (AFP)
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...