Siapa Bilang Anak Miskin Tak Bisa Raih Masa Depan?
LAMPUNG, SATUHARAPAN.COM - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir serahkan secara simbolis beasiswa Bidikmisi dan Adik Unila di Gedung Fakultas Pertanian Unila, Kamis (25/8). Pada pertemuan yang juga diliputi dialog dengan mahasiswa Bantuan Pendidikan Miskin Berprestasi (Bidikmisi) dan Afirmasi Pendidikan Tinggi (Adik) Unila tersebut, Nasir menyerahkan secara simbolis beasiswa tersebut kepada 11 orang mahasiswa.
Menurut Rektor Unila Hasriadi, sekitar 0,5 persen mahasiswa Bidikmisi Unila IPKnya sekitar 4,0 dan itu merupakan prestasi luar biasa bagi mahasiswa Bidikmisi yang ada di Unila. Selain itu, beberapa mahasiswa Bidikmisi juga berprestasi di bidang internasional dan ada mahasiswa Bidikmksi yang sudah diterima untuk melanjutkan ke S2 melalui beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Menurut Nasir, akses ke pendidikan tinggi bagi sebagian banyak Indonesia memang masih dianggap sulit. Oleh karenanya tugas Kemristekdikti untuk memangkas mata rantai tersebut sehingga anak-anak yang dibawah garis kemiskinan dapat berkuliah dengan baik.
“Tidak semua anak orang kaya itu pasti pintar, tidak semua anak miskin itu pasti bodoh. Stigma itu tidak berlaku bagi mahasiswa Bidikmisi, karena saya temukan hampir di seluruh Indonesia, anak Bidikmisi itu IPKnya mayoritas sangat tinggi,” kata Nasir, seperti yang dikutip dari ristekdikti.go.id.
Hal tersebut dibuktikan, saat Menteri Nasir berdialog dengan penerima Beasiswa Bidikmisi dan Adik di Unila. Hampir semua mahasiswa mendapatkan IPK yang memuaskan dan sempurna.
Saat memberikan laptop kepada mahasiswa, Nasir mengatakan, “Ini adalah wujud kesuksesan mereka sendiri. Ini adalah bukti perjuangan para mahasiswa ini yang pasti sangat berjuang keras hingga sukses berprestasi seperti sekarang, jangan patah semangat, jangan kalah dengan keadaan.”
Jangan pernah berhenti bermimpi, rancanglah masa depan dari sekarang, mimpi itu akan terwujud dengan kerja keras kita yang disertai dengan doa.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Risiko 4F dan Gejala Batu Kantung Empedu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif konsultan RSCM dr. Arn...