Sidang PBB: Australia akan Sumbang AUS$ 8 Juta Perangi Ebola
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Tony Abbott, Perdana Menteri Australia, berjanji akan mengucurkan AUS $ 8 Juta (Rp 84 miliar) untuk memerangi wabah ebola di Afrika. Itu ia sampaikan dalam sesi debat dalam Sidang Umum PBB, Kamis (25/9).
Ia mengungkapkan walaupun PBB adalah "alat yang tidak sempurna", seperti lembaga apa pun, negaranya selalu percaya pada potensi organisasi tersebut. Dan, negaranya mendukung pekerjaan PBB.
Dia menekankan bahwa Australia—negara yang relatif kecil—telah memberikan lebih dari 65.000 personel untuk lebih dari 50 operasi multilateral untuk perdamaian dan keamanan sejak berdirinya PBB. "Kami tidak pernah mundur dari memikul tanggung jawab kami," ia menambahkan.
Sebagai warga dunia yang baik, Australia berjanji mengucurkan AUS$ 8.000.000 untuk memerangi wabah ebola. Juga, berkontribusi profesional kesehatan untuk bekerja dengan badan-badan internasional di Afrika, katanya.
Australia juga telah mensponsori resolusi Dewan Keamanan untuk menginvestigasi lokasi kecelakaan Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 dan memulangkan jenazah penumpang ke negara mereka. Australia akan melakukan segalanya untuk memastikan bahwa penyelidikan itu tidak dirusak dan kejahatan tidak ditutup-tutupi.
Pada masalah lain yang penting bagi negaranya, ia mengatakan bahwa, atas permintaan Pemerintah Irak, pasukan Australia telah dikerahkan ke Timur Tengah untuk bergabung dengan koalisi untuk menurunkan gerakan terorisme oleh kelompok yang menamakan diri NIIS (Negara Islam Irak dan Suriah).
Untuk membangun sebuah dunia yang lebih baik, Abbott menekankan bahwa penting untuk membuat orang-orang dan masyarakat lebih kuat dan lebih tangguh. Memang, ekonomi yang kuat tidak akan menyelesaikan setiap masalah, tetapi itu akan membuat sebagian besar masalah lebih mudah untuk mengatasi.
Sebagai ketua tahun Kelompok 20 (G20) periode 2014, Australia bertekad untuk mempromosikan sektor swasta memimpin pertumbuhan. Karena menguntungkan, perusahaan swasta adalah "sumber terbaik yang nyata dan berkelanjutan atas kemakmuran".
Perdagangan bebas, infrastruktur, sistem pajak internasional yang modern, lembaga-lembaga ekonomi global yang kuat dan sektor keuangan tangguh adalah semua bagian dari agenda G20. "Ketika kekayaan meningkat, negara tumbuh lebih kuat," kata Abbott. Tujuannya adalah untuk meningkatkan output dengan tambahan dua persen selama lima tahun ke depan untuk menciptakan jutaan lapangan kerja dan triliunan kekayaan di seluruh dunia.
Demikian juga, agenda pembangunan pasca-2015 juga harus fokus pada pertumbuhan ekonomi dan menghadapi tantangan sosial serta perubahan iklim. Bagi mereka yang meragukan bahwa pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dapat dicapai, ia menunjuk ke kebangkitan Asia, yang, dalam waktu kurang dari dua generasi, telah mampu melakukan transformasi sosial dan ekonomi terbesar dalam sejarah. (un.org)
Kamala Harris Akui Kekalahan Dalam Pilpres AS, Tetapi Berjan...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, menyampaikan pidato pe...