Loading...
RELIGI
Penulis: Melki Pangaribuan 12:43 WIB | Kamis, 21 Mei 2015

Sidang Raya CCA Momentum Rayakan Persekutuan Gereja Asia

Panitia SR CCA ke 14 bersama MPH PGI saat konperensi pers di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Rabu (20/5). (Foto: pgi.or.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sidang Raya Christian Conference of Asia (CCA) ke 14 akan menjadi kesempatan bagi gereja-gereja di Asia untuk merayakan persekutuan mereka sebagai gereja Asia. Sidang Raya merefleksikan situasi Asia dan menjadi Gereja Yesus Kristus yang setia di tengah tantangan maupun kesempatan perubahan drastis di tengah masyarakat plural Asia masa kini.

Pendeta Henriette Hutabarat Lebang, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) mengatakan bahwa dalam merefleksikan tema Sidang Raya CCA, Living Together in the Household of God (Hidup Bersama di Dalam Rumah Tangga Allah), salah satunya adalah bagaimana di tengah keadaan yang memprihatinkan, ketegangan, konflik, kerusakan lingkungan, dan kehidupan yg sudah tidak saling menghargai, gereja-gereja di Asia dengan komponen bangsa, bersama-sama mengupayakan budaya damai, saling menerima dan saling menghargai.

"Supaya terpenuhilah rumah tangga Allah sebagai tempat tinggal, tempat kediaman bersama yang nyaman, yang mensukacitakan, dan membuat semua orang mengalami rahmat Allah," kata Pendeta yang biasa dipanggil Eri Lebang ini, Rabu (20/5).

Hal senada juga disampaikan Pendeta Gomar Gultom, Sekum PGI. Menurut dia, tema SR CCA ke 14 sangat relevan dengan kondisi Indonesia, dan negara-negara Asia pada umumnya, yang hidup di tengah-tengah masyarakat plural.

“Gereja di Indonesia melihat pergumulan-pergumulan gereja-gereja di Asia menjadi pergumulan kita. Bagaimana kita membangun kehidupan bersama sebagai rumah tangga Allah bukan hanya warga gereja yang menjadi rumah tangga Allah tetapi semua umat bahkan isi dunia ini, alam semesta, bagaimana hidup secara harmonis sebagai keluarga Allah,” katanya.

Ditambahkan, persidangan ini juga ingin menunjukkan kepada negara-negara di Asia bahwa Indonesia adalah salah satu contoh yang baik bagi kebebasan beragama, dan sudah dijamin konstitusi, meskipun di sana-sini ada problem.

“Tetapi kita memiliki kerukunan yang otentik, salah satu contoh pra sidang raya ini misalnya Pertemuan Raya Pemuda yang berlangsung sejak 18-20 Mei di Kampung Sawah, tidak di hotel mewah. Seluruh peserta yang berasal dari negara-negara Asia tinggal di rumah-rumah penduduk di Kampung Sawah dan sebagian di antara mereka tinggal di rumah warga yang beragama lain,” jelasnya.

Pada kesempatan itu, Gomar juga menyampaikan penghargaan terhadap HKBP yang memungkinkan persidangan ini bisa berlangsung di Jakarta.

Sukur Nababan, Ketua Pelaksana Sidang Raya CCA mengharapkan agar kegiatan ini mampu melahirkan sebuah rekomendasi yang kuat terkait kebebasan beragama dan beribadah, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh Asia. 

Sidang Raya akan dibuka secara resmi pada Rabu (21/5) dengan peserta sekitar 500 orang dari berbagai negara di Asia, antara lain Iran, Pakistan, Bangladesh, Taiwan, Hongkong, Sri Lanka, India, Nepal, Malaysia, Indonesia, Fiilipina, Thailand, Birma, Laos, Kamboja, dan Jepang. Hadir pula utusan dari negara-negara di Pasifik, Afrika, juga Eropa.

Sidang Raya CCA ke 13 sebelumnya diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 14-21 April 2010 dengan tema Dipanggil untuk Bernubuat, Merekonsiliasi, dan menyembuhkan. Badan Pengurus CCA yang bertemu di Chiang Mai, Thailand pada 26-28 Februari 2014 memutuskan untuk mengadakan Sidang Raya CCA ke 14 di Jakarta, Indonesia. (pgi.or.id)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home