Sidang Raya WCC Dalam Spirit Madang Korea
BUSAN, SATUHARAPAN.COM – Sidang Raya Dewan Gereja-gereja-Dunia (World Council of Churches / WCC) di Busan, Korea Selatan akan diselenggarakan dalam spirit dan konsep Madang, yang merupakan konsep keramah tamahan bangsa Korea.
Sidang raya itu akan diselenggarakan pada 30 Oktober hingga 8 November yang akan datang di kota Busan. Kota ini merupakan kedua terbesar di negeri yang terkenal dengan ginsengnya, setelah Seoul yang merupakan ibu kota.
Sidang raya itu akan dihadiri sekitar 1.300 delegasi dari 349 sinode gereja dari berbagai negara di lima benua. Sidang ke-10 WCC ini merupakan pertemuan gereja yang paling beragam dari denominasi maupun pesertanya.
Pusat Komunitas
Konsep Madang dalam sidang ini bukan saja memberi tata atur tempat penyelenggaraan sidang yang akan dilangsungkan di Busan Exibition and Convention Center, tetapi juga dalam memaknai pertemuan yang penuh kebhinekaan itu.
Madang adalah tradisional Korea yang berarti halaman yang menghubungkan bagian yang berbeda dari rumah-rumah. Halaman ini merupakan sebuah ruang untuk menyambut orang lain, menyampaikan salam, berdiskusi, bermusyawarah, menyelenggarakan perayaan dan persekutuan.
Madang secara tradisional bisa dikatakan sebagai sebuah pusat kehidupan keluarga dan masyarakat dalam kebersamaan.
Konsep Madang ini kemudian juga dikembangkan dalam seni pertunjukan di mana bagian tengah menjadi panggung bagi pertunjukan. Sedangkan penonton berada di sekeliling panging terbuka itu.
Hal itu yang berkembang sehingga dikenal juga adanya teater Madang, sebuah teater terbuka dengan pengunjung berada di keliling panggung di tengah. Sebuah teater Madang bisa menampung sampai 1.000 hingga 2.500 pengunjung.
Pertunjukan di madang bisa berupa tarian tradisional, music, atau drama bahkan bela diri. Dalam sebuah perayaan komunitas, pertunjukan bisa bergantian bagi orang-orang yang terlibat. Halaman di tengah sebagai madang adalah pusat kegiatannya dan kebersamaannya.
Mendalami Konsep Madang
Anggota Komite yang merencanakan sidang sempat mengunjungi sejumlah ruang Madang tradisional, di antaranya yang ada di kota Kyung-ju. Kunjungan ini untuk memahami dengan lebih baik konsep tentang Madang itu.
Konsep ini diadopsi untuk sidang yang berarti mengundang seluruh peserta untuk bergabung, berdiskusi dan berbagi serta merayakan persekutuan dan kebersamaan.
Dengan demikian sidang raya WCC ini diharapkan menjadi kesempatan bagi seluruh peserta untuk mengalami persekutuan ekumenis gereja dalam keberagaman. Juga berdiskusi dan berbagi pengalaman untuk mewujudkan misi gereja.
Peserta diundang untuk berpartisipasi dalam berbagai acara, menjelajahi berbagai pameran, menikmati pertunjukan teater, musik dan budaya. Selain itu, juga berbagi pengalaman, diskusi dan beribadah dalam satu persekutuan.
Editor : Sabar Subekti
Joe Biden Angkat Isu Sandera AS di Gaza Selama Pertemuan Den...
WASHIGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengangkat isu sandera Amerika ya...