Sidang WCC: Kristen Mesir Berjuang untuk Stabilitas Politik
BUSAN, SATUHARAPAN.COM – "Pengalaman dalam kekacauan dan rasa sakit yang dialami di negara saya (Mesir-Red.) memungkinkan saya untuk berbagi dengan Anda bagaimana orang-orang Kristen di Mesir terus bersaksi tentang Allah Kehidupan," kata Dr. Wedad Abbas Tawfik, anggota Dewan Gereja-gereja Timur Tengah.
Tawfik menyampaikan hal itu pada sidang raya ke-10 Dewan Gereja-gereja Dunia (World Council of Churches) di Busan, Korea Selatan, Kamis (31/10). Tema sidang “Allah kehidupan, bimbing kami menuju keadilan dan perdamaian” telah menjadi doa di seluruh dunia, kata dia. Tawfik berbagi pengalaman dan harapan yang dialami Kristen Koptik di Mesir yang di negaranya untuk stabilitas sosial dan politik di sana.
Tawfik menyampaikan situasi umat Kristen di Timur Tengah, Mesir dan Suriah, dan mengajak upaya membangun perdamaian untuk wilayah tersebut.
Musim Semi Arab
Dia menjelaskan bahwa Kekristenan memiliki akar dalam sejarah Mesir. Oleh karena itu, perkembangan terakhir dan kekacauan yang mempengaruhi Mesir adalah keadaan yang paling disayangkan.
Tawfik menambahkan bahwa banyak orang Mesir telah melihat orang yang mereka cintai tewas, terluka, ditangkap atau disiksa, termasuk warga Kristen Koptik di antara mereka. Gereja Koptik telah diserang, kerabat mereka tewas, dan harta milik orang Kristen dihancurkan.
Desember 2010 merupakan "Musim Semi Arab" menghembuskan harapan bagi Mesir, bercita-cita untuk keadilan dan perdamaian di kawasan Timur Tengah, namun telah mengakibatkan kekerasan dan ketidakstabilan di sana.
Menurut Tawfik, gejolak bagi orang Kristen di Mesir dimulai ketika mereka terbangun oleh adanya berita tentang pemboman mengerikan di Gereja Alexandria pada tahun 2011. Pemboman itu membunuh lebih dari dua puluh orang, sebagaimana dilaporkan media ketika itu.
"Ini adalah serangan teroris, tetapi menyatukan umat Kristen dan Muslim kepada ikatan penderitaan, di mana mereka berduka bersama-sama. Kaum Muslim juga berdiri di beberapa daerah untuk melindungi orang-orang Kristen ketika mereka berdoa di gereja mereka," kata Tawfik.
"Benar bahwa Islam menentang kekerasan. Dengan melakukan perbuatan tersebut, para teroris melanggar aturan Islam," kata dia menegaskan.
Berjuang untuk Keadilan dan Perdamaian
Penderitaan yang dialami oleh gereja hanyalah sebagian dari keseluruhan gambaran penderitaan negara, kata Tawfik. Tak lama setelah itu, pada tanggal 25 Januari tahun 2011, baik umat Kristen maupun Muslim bersama-sama bergegas ke jalan menuntut hak mereka untuk hidup bermartabat, kebebasan dan keadilan sosial.
Selama beberapa hari Tawfik menjelaskan, "Kekerasan menunjukkan wajah yang buruk, demonstrasi damai yang diikuti orang tak terhitung jumlahnya diserang. Namun mereka menemui kemenangan, dan rezim yang menindas digulingkan, membangun kegembiraan dan penuh harapan di Mesir."
Tawfik mengatakan, "Setelah dua tahun Mesir dalam aksi protes di jalan-jalan, hatu hal yang menyatukan , mengambil keputusan dan menentukan harapan sekarang, bangkit melawan rezim yang menindas."
Namun demikian tantangan untuk Mesir masih terus terjadi, kata Tawfik. Ia menceritakan bahwa banyak orang Kristen tewas dalam serangan di berbagai instansi pemerintah, sedangkan sekolah, bangunan, panti asuhan, rumah, bus dan mobil yang dimiliki oleh gereja dan umat Kristen dihancurkan.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa serangan-serangan teroris yang dilakukan itu atas nama Islam. Mereka jelas melanggar nilai-nilai dan prinsip Islam yang mempromosikan keadilan dan perdamaian bagi semua seperti halnya pada agama lain.
Di tengah penderitaan ini, Tawfik mengatakan, gereja tidak melupakan perannya, karena “Tuhan tahu kesulitan kita dan kesabaran kita, dan memenuhi niat baik untuk semua."
"Dengan iman, gereja berjuang untuk keadilan dan perdamaian. Menyaksikan Allah kehidupan dalam penderitaan adalah tantangan nyata, tetapi gereja-gereja di Mesir telah terbukti menjadi saksi yang benar, dan berdoa dengan setia,” kata dia. (oikoumene.org)
Editor : Sabar Subekti
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...