Loading...
RELIGI
Penulis: Trisno S Sutanto 00:00 WIB | Kamis, 07 November 2013

Sidang WCC: Olav Fyske Tveit, Mengembangkan persekutuan dalam ziarah

Sidang WCC: Olav Fyske Tveit, Mengembangkan persekutuan dalam ziarah
Olav Fyske Tveilt, Sekjen WCC, saat konferensi pers terakhir (Foto-foto: Trisno S. Sutanto)
Sidang WCC: Olav Fyske Tveit, Mengembangkan persekutuan dalam ziarah
Wartawan memenuhi media center di kompleks Madang
Sidang WCC: Olav Fyske Tveit, Mengembangkan persekutuan dalam ziarah
Wartawan televisi meliput konferensi pers terakhir Sidang Raya WCC

BUSAN, SATUHARAPAN.COM – WCC (World Council of Churches) tidak sama dengan kantor pusatnya yang ada di Jenewa, tetapi ada dalam persekutuan gereja-gereja yang menjadi anggota WCC. Karena itu, mandat Sidang Raya kali ini adalah mengembangkan persekutuan itu dalam ziarah keadilan dan perdamaian.

Penegasan itu kembali ditekankan oleh Olav Fyske Tveit, Sekjen WCC, dalam konferensi pers terakhir hari ini (7/11) yang diikuti oleh puluhan wartawan dari berbagai media massa di Korea maupun dunia. Seperti sudah diketahui, Sidang Raya ke-10 WCC di Busan, Korea Selatan, akan berakhir besok.

Selain mengucapkan terima kasih dan memuji gereja-gereja di Korsel yang telah bekerja keras menyukseskan Sidang Raya kali ini, Olav menggarisbawahi beberapa isu penting yang menjadi tema persidangan, terutama perjuangan gereja-gereja untuk menegakkan keadilan dan perdamaian. “Keadilan dan perdamaian merupakan jantung dari seluruh persidangan kali ini,” tegasnya.

Seperti dilaporkan Trisno S. Sutanto, wartawan satuharapan.com dari Busan, Olav bahkan berbicara mengenai motivasi pribadinya sendiri dalam Sidang Raya kali ini. “Saya kagum dan memperoleh inspirasi banyak dari kepemimpinan Paus Fransiskus,” ujarnya mengakui. “Saya pernah melihat sebuah mosaik di dekat Jenewa yang menggambarkan, dengan berbagai warna, wajah St. Fransiskus dari Asisi. Terus terang itulah yang menginspirasi saya mengenai persekutuan gereja yang berbeda-beda tetapi memperjuangkan isu bersama, yakni keadilan dan perdamaian.”

Ketika ditanya apakah ada kemungkinan kantor pusat WCC pindah dari Jenewa ke wilayah Selatan, mengingat ada pergeseran jumlah orang Kristen dari Utara ke Selatan, Olav menampik kemungkinan itu. “Pusat oikoumenis di Jenewa sudah menjadi ikon gerakan oikoumene di seluruh dunia. Lagi pula di Jenewa pula terletak lembaga-lembaga internasional yang selama ini bekerjasama dengan WCC untuk isu-isu yang sama pula,” ujarnya. “Kalau toh harus pindah ke wilayah Selatan, maka hampir pasti akan ke kota metropolitan dengan biaya hidup yang juga mahal.”

“WCC bukanlah kantor pusat yang ada di Jenewa, melainkan ada di gereja-gereja anggota,” lanjutnya. “Itu sebabnya tidak ada cabang WCC di negara-negara lain. Sidang Raya kali ini justru lebih memberi mandat untuk mengembangkan persekutuan yang lebih melibatkan gereja-gereja dalam ziarah memperjuangkan keadilan dan perdamaian.”


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home