Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 18:52 WIB | Rabu, 30 Oktober 2013

Sidang WCC: Seruan Keadilan bagi Penyandang Disabilitas, Masyarakat Adat, dan Perempuan

Sekretaris Jenderal WCC, Dr. Olav Fykse Tveit dan pemuda peserta sidang. (Foto: oikoumene.org)

BUSAN, SATUHARAPAN.COM – Tema keadilan dan perdamaian mendapatkan sorotan pada pertemuan pra sidang Dewan Gereja-gereja Dunia (World Council of Churches / WCC)  yang dihadiri peserta dari kaum muda, masyarakat adat, perempuan, dan penyandang disabilitas. Mereka membahas bagaimana berkontribusi pada sidang tersebut.

Sidang raya ke-10 WCC diselenggarakan di gedung BEXCO, Busan, Korea Selatan mulai Rabu (30/10) dan akan berakhir pada 8 November. Sidang dihadiri sekitar 3.000 peserta dari seluruh dunia yang mewakili tradisi Kristen yang sangat beragam.

 

Acara untuk pemuda merupakan kegiatan yang penuh warna dan percakapan yang hidup di antara peserta muda dan para pemimpin ekumenis senior. Sekitar 600 orang Kristen muda usia 18 sampai 35 bergabung dalam acara ini.

 

Sebelumnya, mereka berdiskusi tentang isu lingkungan, keadilan, migrasi dan pembangunan perdamaian. Jaringan Advokasi Disabilitas Ekumenis (Ecumenical Disability Advocates Network  / EDAN) menggelar acara  presentasi dan diskusi melalui studi Alkitab tentang refleksi disbilitas sebagai subjek dalam masyarakat dan gerejka di Korea.

Mereka menganjurkan gereja membuka kesempatan bagi penyandang disabilitas dan perempuan berkontribusi dalam kehidupan gereja dan masyarakat. Mereka juga menyusun strategi tentang cara untuk mempromosikan karya EDAN, sehingga bersama gereja memberikan kesempatan yang sama dalam berpartisipasi dalam masyarakat bagi para penyandang disabilitas.

Isu Perempuan dan Masyarakat Adat

Tema yang akan dibahas di sidang ini, berkaitan isu perempuan adalah penindasan terhadap perempuan, kesehatan seksual dan HIV, keadilan jender, kekerasan terhadap perempuan, perdagangan manusia dan perbudakan seksual terhadap perempuan, feminisasi kemiskinan dan pembangunan perdamaian.

Berkaitan dengan masyarakat adat (indigenous people), isu yang akan dibahas menyangkut  solidaritas dengan perjuangan untuk tanah air masyarakat adat, budaya, tradisi spiritual, identitas dan martabat masyarakat adat di banyak bagian dunia.

Peserta dari masyarakat adat  akan berbagi tentang perjuangan mereka terhadap tindakan eksploitatif, industri ekstraktif dan kebijakan pembangunan yang tidak adil. (oikoumene.org)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home