Sikap terhadap Pemerintah
Tidak ada pemerintah yang memerintah tanpa seizin Allah.
SATUHARAPAN.COM – ”Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (Mat. 22:21). Maklumat Yesus itu menyatakan dengan jelas bahwa Sang Penanya memiliki dwikewargaan: warga negara sekaligus warga kerajaan Allah. Dengan lugas, Yesus mengatakan bahwa setiap orang harus menjalani kehidupan negarawi secara serius. Pemerintah memiliki seperangkat aturan dan setiap warga negara wajib menaatinya.
Dengan kata lain, pengikut Kristus harus memandang pemerintah itu sebagai manusia yang diberi kesempatan oleh Allah untuk memegang kekuasaan negara. Karenanya, orang Kristen tidak dibenarkan melawan pemerintah secara membabi buta. Mereka tidak boleh begitu saja melawan hukum, yang memang dibuat untuk ketertiban dan pada akhirnya berguna untuk masyarakat secara keseluruhan. Ketika setiap orang Kristen bersikap sebagai warga negara yang baik sejatinya mereka telah menjadi berkat bagi masyarakat di mana mereka tinggal.
Kisah Raja Koresh, dalam nubuat Yesaya, memperlihatkan bahwa tidak ada pemerintah yang memerintah tanpa seizin Allah (Yes. 45:1-7). Bahkan pemerintah bisa menjadi alat Allah yang menjalankan pemerintahan-Nya. Dengan demikian, hal terlogis bagi setiap orang Kristen adalah menjalankan kewajibannya kepada pemerintah.
Namun demikian, Yesus juga tidak mau terjerembab ke dalam ketaatan buta terhadap pemerintah. Jawaban Yesus—”Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (ay. 21)—gamblang memperlihatkan bahwa keberadaan kaisar sesungguhnya lebih rendah ketimbang Allah. Bukankah Allah yang menciptakan kaisar, dan bukan sebaliknya? Artinya, ketika kaisar melakukan penyimpangan umat Allah wajib mengoreksinya!
Orang percaya bertanggung jawab untuk melawan jika dalam melaksanakan kekuasaan negara pemerintah tidak menjunjung kehidupan bersama yang bermartabat manusia. Ketika negara menyeleweng dari fungsinya, kita harus bertindak.
Dan tindakan itu akan berdampak positif jika dan hanya jika setiap Kristen telah memenuhi kewajibannya selaku warga negara—salah satunya—dengan membayar pajak. Dengan kata lain: jangan mengkritik pemerintah jika tak bayar pajak!
Lagi pula, jika orang Kristen tak bayar pajak, lalu apa kata dunia?
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...