SIM Barang Hilang Temuan ITS Juarai Lomba Discovery
SATUHARAPAN.COM - Fenomena kehilangan barang juga tak lepas dari keseharian aktivitas mahasiswa di kampus dengan berbagai urusan akademik dan organisasinya. Kenyataan itu menginspirasi Badrut Tamam Hikmawan. Dari pengalaman kehilangan barang berharga yang sulit ditemukan, mahasiswa Jurusan Sistem Informasi (JSI) Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya itu, berinisiatif membuat aplikasi. Sistem Informasi (SIM) Barang Hilang buatannya, berhasil menarik perhatian para juri di lomba Discovery yang diadakan Program Studi Sistem Informasi Universitas Jember, awal Maret lalu.
Sejak Februari, mahasiswa Jurusan Sistem Informasi yang akrab disapa Tamam itu sibuk mempersiapkan prototipe aplikasinya. Bersama temannya, Manzilatul Rahmah dan Natanael Yabes Wirawan, ia berhasil mempresentasikan ide, prototipe, dan proses bisnis dari proyek Public Safety yang ia cetuskan di tahap sepuluh besar, penggal awal Maret.
Tidak disangka, mereka lolos ke tahap penyeleksian tiga besar. Pemilihan juara pun ditentukan oleh presentasi mengenai marketing dari SIM hasil karya mahasiswa itu. Pada tahap itu Tamam dan kedua rekannya berhasil membawa pulang gelar juara kedua lomba ide cipta aplikasi dengan tema Smart City ini, sementara gelar juara pertama diraih Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).
Aplikasi yang dibuat Tamam dan teman-teman, menggunakan cara kerja dengan penerapan altroisme, yakni sifat mau membantu orang lain dengan ikhlas. Sehingga diperlukan keikhlasan pengguna yang merupakan penemu barang, bukan orang yang kehilangan barang.
"Orang yang memasukkan data di aplikasi ini adalah orang yang menemukan barang, lalu setelah memasukkan data barang hilang, dia harus melaporkan ke kepolisian kecamatan," kata mahasiswa angkatan 2012 itu.
Untuk menumbuhkan semangat sifat ikhlas, sistem gamification juga diterapkan. Aplikasi ini akan memberikan poin yang dapat ditukar dengan berbagai macam hadiah.
"Untuk mengikuti game ini, si penemu barang harus punya bukti kalau dia sudah menyerahkan barang ke kantor polisi. Seperti meng-upload foto selfie dengan barang temuan di kantor polisi," kata mahasiswa yang aktif berkecimpung di bidang riset dan teknologi ini.
Bekerja sama dengan kepolisian kecamatan, dia anggap cara yang pas untuk meningkatkan keamanan, terutama untuk melakukan verifikasi mengeklaim barang temuan itu. Untuk menguji aplikasinya, Tamam melakukan survei ke kantor kepolisian.
Hasilnya, proyek ini pun mendapatkan respons positif. "Penerapan proyek ini tidak akan membebani stakeholder di kepolisian. Aplikasi ini sudah dirancang proses bisnisnya agar tidak menambahi pekerjaan polisi, namun tetap aman," katanya.
Ide ini dicetuskan Tamam di salah satu tugas mata kuliahnya. Tidak berhenti sampai hasil tugas saja, ia pun mengembangkannya dengan mengikuti program Start Surabaya, yakni program pengembangan bisnis yang dihelat Pemerintahan Kota Surabaya bekerja sama dengan beberapa perusahaan.
"Selanjutnya, kita akan mengembangkan aplikasi website dan android, serta membuat peta untuk list barang temuan, dengan memanfaatkan metode Geographic Information System (GIS)," katanya.
Selain itu, untuk dapat dimanfaatkan dan disebarluaskan ke masyarakat, ia akan melakukan pemasaran awal di seluruh kampus besar di Surabaya. "Untuk terjun ke masyarakat, kita berharap aplikasi ini bisa sukses dikeluarkan pada bulan Agustus nanti," katanya. (its.ac.id)
Editor : Sotyati
Rusia Hadapi Masalah Ekonomi Yang Berat di Tengah Perang Ukr...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Inflasi yang membandel, biaya pinjaman yang selangit, risiko kebangkrutan, d...