Sirih Merah, Pengawet Alami
SATUHARAPAN.COM – Tahukah Anda jika tumbuhan sirih dikenal sebagai antiseptik sejak 600 SM? Sirih, mengutip dari uajy.ac.id, yang termasuk family Piperaceae, adalah tumbuhan merambat dan bersandar di batang pohon lain.
Kali ini, yang diperbincangkan adalah sirih merah, jenis sirih yang merambat dan banyak tumbuh di daerah tropis, khususnya Indonesia. Sirih jenis ini dikenal sebagai tanaman hias sebelum kemudian dikenal sebagai tanaman obat .
Daun sirih merah, mengutip dari untad.ac.id, memiliki bentuk eksotik. Permukaan daunnya bergelombang disertai warna daun hijau, pink, dan perak pada permukaan atas daun, serta warna merah keunguan pada permukaan bawah daun, sehingga terlihat menarik.
Bambang Sudewo, dalam bukunya Basmi Penyakit dengan Sirih Merah, Penerbit Agromedia Pustaka Jakarta, tahun 2010, menyebutkan selain menarik karena keindahannya, tanaman ini juga mendapat perhatian khusus dari kalangan herbalis karena mampu mengobati berbagai macam jenis penyakit..
Karel Heyne, ahli botani Belanda, dalam bukunya, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid II, Cetakan I, Penerbit Yayasan Sarana Wana Jaya Jakarta: 622-627, tahun 1987, berpendapat bahwa senyawa eugenol yang terkandung dalam daun sirih dapat berkhasiat sebagai antiseptik. Penggunaannya dalam pengobatan gigi sebagai antibakteri, juga sebagai analgesik dan antioksidan. Kandungan eugenol pada tanaman sirih lebih dari 42 persen. Eugenol merupakan senyawa yang mampu menghambat pertumbuhan jamur bahkan dapat mematikannya.
Sirih merah, menurut Wikipedia, mengandung minyak atsiri (monoterpen, seskuiterpen), alkaloid, flavonoid (golongan auron), tanin-polifenol, steroid, dan senyawa neolignan. Pengujian farmakologi menunjukkan tanaman ini mempunyai aktivitas antiinflamasi, antimikroba, antifungi, antihiperglikemik, antiproliferasi, dan antioksidan.
Triana Andayani, dan kawan-kawan, dari Jurusan Keteknikan Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, meneliti minyak atsiri daun merah sebagai pengawet alami pada ikan teri. Daun sirih merah adalah salah satu bahan alami yang mempunyai kemampuan sebagai antimikroba.
Antimikroba adalah senyawa biologis atau kimia yang dapat mengganggu pertumbuhan aktivitas mikroba, khususnya mikroba perusak dan pembusuk makanan. Daun sirih dapat digunakan sebagai antibakteri karena mengandung 4,2 persen minyak atsiri yang sebagian besar terdiri atas betephenol yang merupakan isomer euganol allypyrocatechine, cineol methil euganol, caryophyllen (siskuiterpen), kavikol,nkavibekol, estragol dan terpinen. Hasil penelitian menunjukkan minyak atsiri daun sirih merah dapat digunakan sebagai pengawet alami ikan teri.
Pemerian Botani Sirih Merah
Tanaman sirih merah yang termasuk dalam famili Piperaceae, mengutip dari unila.ac.id, memiliki batang bulat berwarna hijau keunguan dan tidak berbunga. Daunnya bertangkai, membentuk jantung, dengan bagian atas meruncing bertepi rata, dan permurkaan mengkilap dan tidak berbulu.
Warna daun bagian atas hijau bercorak putih, pink, keperakan. Bagian bawah daun berwarna merah keunguan cerah. Daunnya berlendir, berasa pahit, dan beraroma wangi khas sirih.
Batangnya berjalur dan beruas dengan jarak buku 5−10 cm di setiap buku bakal akar. Sirih merah merupakan tanaman yang tumbuh merambat dan sosoknya mirip tanaman lada.
Batang sirih berkayu lunak, beruas-ruas, beralur. Daun tunggal berbentuk seperti jantung hati, permukaan licin, bagian tepi rata dan pertulangannya menyirip .
Dalam dunia pengobatan tradisional, dikutip dari journal.ubaya.ac.id, sirih merah banyak dimanfaatkan untuk pengobatan hipertensi, radang liver, radang prostat, radang mata, keputihan, maag, kanker payudara, nyeri sendi, penurun dan pengontrol kadar gula darah, kosmetika, obat gangguan jantung, TBC tulang, keputihan akut, tumor payudara, antiseptik untuk mengeliminasi mikroorganisme dari kulit atau luka, misal disebabkan oleh Candida albicans. Sebagai obat kumur dapat membantu mencegah pembentukan plak gigi dan radang gusi, obat batuk ekspektoran.
Tanaman sirih-sirihan (Piper, suku: Piperaceae) banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai tanaman hias, sayuran, rempah-rempah, ramuan obat, maupun sebagai perlengkapan (uborampe) dalam upacara-upacara adat.
Di dunia terdapat sekitar 700 jenis Piper, 1.000 jenis, bahkan menurut Jones dan Luchsinger, terdapat antara 1.400 – 2.000 jenis Piper dari berbagai negara.
Di Pulau Jawa, terdapat sekitar 23 jenis Piper. Piper tumbuh di ketinggian 0 – 2500 m, dan hanya beberapa jenis yang tumbuh di ketinggian di atas 3.000 m.
Sirih merah, dikutip dari unila.ac.id, secara ilmiah dikenal dengan nama Piper crocatum. Di Indonesia,mengutip Mardiana (2004), nama lokal yang dikenal ialah sirih merah. Sedangkan nama daerah tanaman sirih yaitu suruh, sedah (Jawa), seureuh (Sunda), ranub (Aceh), cambai (Lampung), base (Bali), nahi (Bima), mata (Flores), gapura, donlite, gamjeng, perigi (Sulawesi).
Menurut Rostiana, dan kawan-kawan, dalam bukunya, Keanekaragaman Genotipa Sirih (Piper betle Linn) asal dan penyebaran,Warta Tumbuhan Obat Indonesia I (1) : 16-18, tahun 1991, secara umum tanaman sirih mempunyai daerah persebaran yang luas, khususnya di kawasan tropis dan subtropis.
Tanaman sirih berasal dari kawasan Malaysia Timur dan Tengah dan sejak dahulu tersebar keseluruh daerah tropika Asia dan Afrika. Tanaman sirih ditemukan di bagian timur pantai Afrika, di sekitar pulau Zanzibar, Madagaskar, India ke timur meliputi daratan China, Kepulauan Bonin, Kepulauan Fiji, Malaysia, Indonesia, dan kawasan Asia Tenggara lain.
Indonesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman genetika dari delapan pusat keanekaragaman tanaman dunia, termasuk di dalamnya kelompok sirih-sirihan. Sebab itu, Indonesia juga salah satu tempat asal tanaman sirih.
Sirih merah ditanam orang karena khasiat pengobatan dan juga keindahan daunnya. Tumbuhan ini masih berkerabat dekat dengan sirih maupun lada.
Daun dan buah sirih biasa dimakan dengan cara mengunyah bersama gambir, pinang, dan kapur. Daun sirih memiliki banyak sekali manfaat dan khasiat, terutama manfaat untuk kesehatan dan kecantikan.
Manfaat Herbal Sirih Merah
Daun sirih merah, mengutip dari ub.ac.id, memiliki kandungan kimia dengan khasiat tertentu yang disebut dengan metabolit sekunder yang menyimpan senyawa aktif seperti flavonoid, alkohol, terpenoid, sianogenik, glukosida, isoprenoid, asam amino nonprotein, euganol.
Sedangkan senyawa flavonoid dan polevenolad memiliki sifat antioksidan, antidiabetik, antikanker, antiseptik, dan antiinflamasi. Betty SL Jenie dan kawan-kawan dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, dalam penelitian pada 2001, “Antimicrobial activity of Piper betle Linn extract towards foodborne pathogens and spoilage micro-organisms”, dalam Http//ift.Confex.com//ift/2001/technoprogram/ paper.9068.html. [15 Juni 2004], berpendapat komponen-komponen tersebut, mampu mencegah adanya bakteri patogen dalam makanan yang diketahui sebagai pembusuk pada makanan.
Farida Juliantina R dan kawan-kawan dari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Indonesia, pada 2009 meneliti manfaat sirih merah sebagai agen antibakterial terhadap bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol sirih merah (Piper crocatum) memiliki efek antibakteri terhadap gram positif dan gram negative, karena kandungan alkaloid, flavonoid, dan tanin juga telah diteliti peranannya sebagai antibakteri .
F Manoi, dalam bukunya, Sirih Merah Sebagai Tanaman Obat Multi Fungsi, Penerbit Warta Puslitbangbun, Vol.13 No. 2, Agustus 2007, menybutkan pemanfaatan sirih merah di masyarakat telah dilakukan menurut pengalaman secara turun menurun. Di masyarakat, sirih merah dipakai sebagai antiseptik, untuk mengatasi diabetes, kanker, hipertensi, dan penyakit hepatitis.
Dalam bentuk teh herbal, sirih merah digunakan untuk mengobati asam urat, kencing manis, maag, dan kelelahan.
Adapun manfaat lain dari kandungan senyawa pada daun sirih merah yaitu euganol, yang merupakan turunan dari fenol senyawa minyak atsiri bersifat antifungal, yang menghambat pertumbuhan yeast (sel tunas) dari Candida albicans, dengan cara mengubah struktur dan menghambat pertumbuhan dinding sel. Ini menyebabkan gangguan fungsi dinding sel dan peningkatan permeabilitas membran terhadap benda asing dan seterusnya menyebabkan kematian.
Vera Yulia Fitri dan kawan-kawan dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat, meneliti penggunaan air rendaman daun sirih merah (Piper crocatum) sebagai pengawet alami ikan tongkol (Euthynnus sp.).
Ikan tongkol banyak diminati masyarakat di Kota Padang, Sumatera Barat. Karena ikan sebagai bahan pangan cepat sekali busuk, diperlukan usaha untuk mempertahankan kesegaran ikan tersebut.
Penelitian yang dilakukan pada bulan April-Mei 2017 itu dilakukan untuk menganalisis pengaruh lama perendaman dengan air daun sirih merah pada konsentrasi 1,0 persen dan lama penyimpanan yang berbeda terhadap mutu ikan tongkol ditinjau secara mikrobiologi dan organoleptik.
Secara organoleptik, kombinasi lama perendaman dan lama penyimpanan berpegaruh terhadap mutu ikan tongkol. Berdasarkan persyaratan mutu dan keamanan pangan yang ditetapkan Badan Standar Nasional tentang uji mikrobiologi dan uji organoleptik, ikan tongkol yang diberi air rendaman daun sirih merah pada lama perendaman 10 dan 20 menit masih berada pada batas aman untuk dikonsumsi. Sedangkan pada lama perendaman 30 menit sudah tidak layak dikonsumsi.
Sri Hati Sitepu dari Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan, meneliti uji efek hipoglikemik ekstrak etanol daun sirih merah (Piper cf. fragile Benth.) terhadap tikus putih jantan. Hasil pengujian farmakologi ekstrak etanol daun sirih merah dengan dosis 50, 100 dan 200 mg/kg BB dapat menurunkan kadar gula darah tikus.
Tim peneliti dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang, meneliti pemberian air rebusan daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) terhadap kadar glukosa dan kolesterol darah mencit putih jantan. Hasil penelitian menunjukkan air rebusan daun sirih merah dapat menurunkan kadar glukosa darah pria tikus putih secara signifikan (p <0,05) dengan analisis statistik ANOVA.
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...