Sistem Pertahanan Udara Iron Dome Israel Bekerja Baik, Ini Cara Hamas Menyiasatinya
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Israel memiliki sejarah panjang dalam mengembangkan teknologi dan kemampuan pertahanan yang sangat efektif dan canggih. Contoh utama kekuatan militer Israel adalah sistem pertahanan udara Iron Dome, yang secara luas disebut-sebut sebagai pertahanan terbaik dunia terhadap rudal dan roket.
Namun, pada hari Sabtu, 7 Oktober 2023 pagi, Israel dikejutkan oleh serangan rudal berskala sangat besar yang dilakukan kelompok militan Palestina Hamas yang berbasis di Gaza. Kelompok ini menembakkan beberapa ribu peluru Kendali (Rudal) ke sejumlah sasaran di seluruh Israel, menurut laporan. Meskipun rincian pastinya tidak tersedia, jelas bahwa sejumlah besar Rudal Hamas menembus pertahanan Israel, menimbulkan kerusakan besar dan korban jiwa.
Sejauh ini, Israel disebutkan telah menjatuhkan 6.000 roket atau Rudal yang ditembakkan dari Gaza dalam waktu kurang dari sepekan. Angkatan udara Israel mengatakan pada hari Kamis (12/10) bahwa mereka telah menjatuhkan 6.000 bom di Gaza sejak perang dimulai pada hari Sabtu (7/10). Namun serangan tersebut dijatuhkan oleh “lusinan jet tempur dan helikopter.”
Angkatan udara mengatakan mereka menargetkan pusat komando Hamas, infrastruktur militer, lokasi produksi senjata, sistem roket dan aset intelijen, selain menewaskan ratusan militan.
Marc Garlasco, penasihat militer di Belanda dari organisasi PAX for Peace dan mantan penyelidik kejahatan perang PBB di Libya menyebutkan, “Israel dalam waktu kurang dari sepekan menjatuhkan apa yang dijatuhkan Amerika Serikat di Afghanistan dalam setahun.”
Seorang insinyur luar angkasa yang mempelajari sistem luar angkasa dan pertahanan, dikutip AP mengungkap bagaimana Hamas menyiasatinya. Ada alasan sederhana mengapa strategi pertahanan Israel tidak sepenuhnya efektif melawan serangan Hamas. Untuk memahami alasannya, pertama-tama perlu memahami dasar-dasar sistem pertahanan udara.
Pertahanan Udara: Deteksi, Putuskan, Non-aktifkan
Sistem pertahanan udara terdiri dari tiga komponen utama. Pertama, ada radar untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan melacak rudal yang masuk. Jangkauan radar ini bervariasi. Radar Iron Dome efektif pada jarak 2,5 hingga 43,5 mil (empat hingga 70 kilometer), menurut pabrikannya, Raytheon. Setelah suatu objek terdeteksi oleh radar, objek tersebut harus dinilai untuk menentukan apakah objek tersebut merupakan ancaman. Informasi seperti arah dan kecepatan digunakan untuk membuat penentuan ini.
Jika suatu objek dipastikan sebagai ancaman, operator Iron Dome akan terus melacak objek tersebut melalui radar. Kecepatan rudal sangat bervariasi, namun dengan asumsi kecepatan representatif 3.280 kaki per detik (satu kilometer per detik), sistem pertahanan memiliki waktu paling lama satu menit untuk merespons serangan.
Elemen utama kedua dari sistem pertahanan udara adalah pusat kendali pertempuran. Komponen ini menentukan cara yang tepat untuk menghadapi ancaman yang sudah terkonfirmasi. Ia menggunakan informasi radar yang terus diperbarui untuk menentukan respons optimal dalam hal di mana menembakkan rudal pencegat dan berapa banyak yang diluncurkan untuk melawan rudal yang masuk.
Komponen utama ketiga adalah rudal pencegat itu sendiri. Bagi Iron Dome, ini adalah rudal supersonik dengan sensor pencari panas. Sensor-sensor ini memberikan informasi terkini kepada pencegat dalam penerbangan, sehingga memungkinkannya mengarahkan dan mendekati ancaman. Pencegat menggunakan sekering jarak yang diaktifkan oleh radar kecil untuk meledak di dekat rudal yang masuk sehingga tidak perlu mengenainya secara langsung untuk menonaktifkannya.
Batasan Pertahanan Rudal
Israel memiliki setidaknya 10 baterai Iron Dome yang beroperasi, masing-masing berisi 60 hingga 80 rudal pencegat. Masing-masing rudal tersebut berharga sekitar US$60.000 (hampir satu miliar rupiah) Dalam serangan sebelumnya yang melibatkan sejumlah kecil rudal dan roket, Iron Dome 90% efektif melawan berbagai ancaman.
Jadi, mengapa sistem tersebut kurang efektif melawan serangan Hamas baru-baru ini?
Ini adalah pertanyaan sederhana tentang angka. Hamas menembakkan beberapa ribu rudal, dan Israel memiliki kurang dari seribu pencegat di lapangan yang siap untuk melawannya. Sekalipun Iron Dome 100% efektif melawan ancaman yang datang, jumlah rudal Hamas yang sangat besar berarti beberapa di antaranya akan mampu melewatinya.
Serangan Hamas menggambarkan dengan sangat jelas bahwa sistem pertahanan udara terbaik pun bisa kewalahan jika jumlah ancaman yang harus mereka hadapi tidak sebanding.
Pertahanan rudal Israel telah dibangun selama bertahun-tahun, dengan investasi finansial tingkat tinggi. Bagaimana Hamas bisa mengalahkannya? Sekali lagi, semuanya tergantung pada angka. Rudal yang ditembakkan oleh Hamas berharga sekitar US$600 (hampir 10 juta rupiah) per unit, sehingga harganya 100 kali lebih murah dibandingkan pencegat Iron Dome. Total biaya yang ditanggung Israel untuk menembakkan semua pencegatnya adalah sekitar US$48 juta (setara Rp 75 miliar). Jika Hamas menembakkan 5.000 rudal, biayanya hanya US$3 juta (setara Rp 47 miliar).
Oleh karena itu, dalam strategi yang direncanakan dan dilaksanakan dengan hati-hati, Hamas mengumpulkan sejumlah besar rudal yang relatif murah dari waktu ke waktu yang mereka tahu akan melebihi kemampuan pertahanan Iron Dome. Sayangnya bagi Israel, serangan Hamas merupakan contoh nyata dari asimetri militer: pendekatan yang berbiaya rendah dan kurang mampu dapat mengalahkan sistem yang lebih mahal dan berteknologi tinggi.
Sistem Pertahanan Udara Masa Depan
Serangan Hamas akan berdampak pada semua kekuatan militer utama dunia. Hal ini jelas menggambarkan perlunya sistem pertahanan udara yang jauh lebih efektif dalam dua hal cara-cara penting. Pertama, adanya kebutuhan akan persenjataan pertahanan yang lebih mendalam yang dapat mengatasi sejumlah besar ancaman rudal. Kedua, biaya per senjata pertahanan perlu dikurangi secara signifikan.
Episode ini kemungkinan akan mempercepat pengembangan dan penyebaran sistem pertahanan udara energi terarah berdasarkan laser berenergi tinggi dan gelombang mikro berkekuatan tinggi. Perangkat ini terkadang digambarkan memiliki “magazine tak terbatas”, karena biaya per tembakannya relatif rendah dan dapat terus menembak selama disuplai dengan daya listrik. (AP/ Al Ahram)
Editor : Sabar Subekti
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...