Siswa Madrasah di Surabaya Gelar Demo Tolak Valentine

SURABAYA, SATUHARAPAN.COM - Siswa madrasah pada hari Senin (13/02) menggelar demo untuk menolak Hari Valentine, mengecam apa yang menurut mereka perayaan gaya Barat yang mendorong seks bebas.

Sementara remaja di banyak negara menjadikan Hari Valentine sebagai kesempatan untuk menyatakan cinta kepada teman sekelas mereka, siswa di kota Surabaya justru malah menggelar demo.

“Katakan tidak pada Valentine!” teriak para siswa, yang berusia antara 13 sampai 15 tahun, sebagaimana dilaporkan oleh Antara.

“Protes ini digelar karena yang kami lihat di televisi Hari Valentine cenderung dihubungkan dengan seks bebas,” kata Pandu Satria, penyelenggara demonstrasi yang dihadiri sejumlah siswa itu.

“Hal tersebut membuat kami khawatir.”

Ida Indahwati Waliulu, kepala sekolah yang dijalankan oleh organisasi Islam tersebut, menambahkan: “Ada kebanggaan tertentu terhadap aksi positif yang dilakukan siswa ini.”

Selain demo, di beberapa kota di Indonesia juga dilarang merayakan Hari Valentine. Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat, misalnya, secara resmi menerbitkan surat edaran perihal larangan perayaan valentine day atau hari kasih sayang, pada hari Jumat (10/2). Surat tersebut disampaikan kepada Kepala Disdik seluruh kabupaten dan kota di Jawa Barat dan ditembuskan kepada Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan beserta Bupati dan Wali Kota di Jawa Barat.

Larangan perayaan hari valentine ini berlaku untuk semua peserta didik terutama tingkat SMA dan SMK.

Dikatakan, larangan itu merupakan bagian dari  komitmen Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dalam membangun karakter peserta didik yang berahklak mulia serta dalam upaya menjaga peserta didik terhindar dari kegiatan yang bertentangan dengan norma agama, sosial dan budaya dengan perayaan Valentine.

Editor : Eben E. Siadari