Situasi Kongo Berbahaya, Tentara Perdamaian PBB Siaga Satu.
BRAZAVILLE, SATUHARAPAN.COM - Tentara Perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo (DRC) berada dalam siaga tinggi hari ini, seperti dilansir dari un.org pada Selasa (16/7) tentara perdamaian siap menggunakan kekuatan untuk melindungi warga sipil di Goma dari kelompok pemberontak M23.
Juru bicara Organisasi Misi Stabilisasi PBB di Kongo (MONUSCO) menyatakan "keprihatinan yang mendalam" tentang pertempuran yang meletus setelah sekelompok M23 menyerang pasukan nasional (FARDC) pada tanggal 14 Juli di Mutaho, delapan kilometer sebelah barat laut dari Goma, di DRC timur.
Menurut salah seorang juru bicara Organisasi Misi Stabilisasi PBB di Kongo (MONUSCO) Carlos Alberto dos Santos Cruz artileri berat dan tank tempur akan siap siaga digunakan dalam serangan itu.
"Setiap usaha oleh M23 untuk maju ke Goma akan dianggap sebagai ancaman langsung terhadap penduduk sipil," ujar Carlos Alberto memperingatkan.
Hal ini juga pertanda bahwa tentara perdamaian PBB siap untuk mengambil tindakan yang diperlukan, termasuk penggunaan kekuatan mematikan, untuk melindungi warga sipil.
Wakil Khusus Sekretaris Jenderal FARDC, Moustapha Soumaré, mendesak menahan diri untuk menghindari tingginya tensi peperangan.
"Saya meminta semua untuk mematuhi Perdamaian, Keamanan dan Perjanjian Kerangka Kerjasama dan untuk memungkinkan proses politik menuju perdamaian untuk bergerak maju," kata Soumare. Mengacu pada kesepakatan yang ditengahi PBB yang diadopsi pada bulan Februari dengan dukungan dari 11 negara dan empat organisasi internasional (11+4), dengan tujuan mengakhiri siklus konflik dan krisis di DRC Timur dan membangun perdamaian dalam jangka panjang di wilayah Great Lakes.
"Saya mendesak semua penandatangan perdamaian di Kongo menggunakan pengaruh mereka dalam rangka untuk menghindari eskalasi situasi," tambah Soumare.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, dan Mary Robinson, Utusan Khusus PBB untuk Great Lakes Afrika, bersama dengan Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim, mengunjungi Kongo pada bulan Mei silam, untuk meningkatkan dukungan bagi kerangka kerja ekonomi.
Bulan lalu, ada pembicaraan tentang kemungkinan dimulainya kembali perundingan damai antara Pemerintah Kongo dan M23 tersebut. Pada saat itu, Mrs Robinson telah mendesak kedua belah pihak untuk terlibat dalam diskusi perdamaian serius di Burundi.
Sejak Maret, ketegangan di wilayah tersebut telah meningkat, menyebabkan Dewan Keamanan PBB bergerak cepat dan mencegah intervensi M23 dalam MONUSCO untuk melaksanakan operasi ofensif dengan atau tanpa FARDC, dan pergerakan DK-PBB ini ditujukan kepada kelompok-kelompok bersenjata yang mengancam perdamaian di Kongo Timur.
Editor : Sabar Subekti
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...