Situs Arkeologi Penting Sudan Terancam Banjir Sungai Nil
KHARTOUM, SATUHARAPAN.COM-Luapan sungai Nil mengancam akan membanjiri sebuah situs arkeologi kuno di Sudan, setelah beberapa permukaan sungai tertinggi yang pernah tercatat, kata para arkeolog pada hari Senin (7/9).
Tim telah mendirikan dinding karung pasir dan memompa keluar air untuk mencegah kerusakan di reruntuhan Al-Bajrawiya, yang pernah menjadi ibu kota dari kerajaan Meroitik berusia dua ribu tahun, kata Marc Maillot, kepala Unit Arkeologi Prancis di Layanan Peninggalan Kuno Sudan.
“Banjir tidak pernah mempengaruhi situs tersebut sebelumnya,” kata Maillot. Daerah ini mencakup piramida Meroe yang terkenal, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO.
Para petani di sepanjang tepian Sungai Nil yang subur, sungai terpanjang di dunia, bergantung pada banjir tahunannya. Tetapi permukaan air telah meningkat lebih jauh dari biasanya tahun ini.
"Situasi saat ini terkendali, tetapi jika permukaan Sungai Nil terus meningkat, tindakan yang diambil mungkin tidak cukup," kata Maillot, menambahkan bahwa lokasi tersebut biasanya berjarak sekitar 500 meter dari sungai.
Situs kuno lainnya juga terancam di sepanjang Sungai Nil, menurut Maillot. Pihak berwenang Sudan pekan lalu mengumumkan keadaan darurat nasional tiga bulan setelah banjir yang memecahkan rekor yang menewaskan sedikitnya 99 orang.
Para pejabat mengatakan mereka telah mencatat perairan tertinggi di Nil Biru, yang bergabung dengan Nil Putih di ibu kota Sudan, Khartoum, sejak pencatatan dimulai lebih dari seabad lalu.
Faisal Mohamed Saleh, Menteri Informasi dan Kebudayaan Sudan, mengunjungi situs itu untuk melihat upaya yang dilakukan untuk melindunginya. Situs itu, sekitar 200 kilometer timur laut Khartoum, adalah ibu kota kerajaan yang menguasai sebagian besar wilayah pada kurun 350 SM hingga 350 M.
Peradaban kuno Sudan membangun lebih banyak piramida daripada orang Mesir, tetapi banyak yang masih belum diungkap. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...