Situs Kristen di Jepang Diusulkan Jadi Warisan Dunia
TOKYO, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Jepang memutuskan untuk mencalonkan satu kumpulan gereja dan situs-situs Kristen lainnya di Kyushu, didaftarkan sebagai situs Warisan Kebudayaan Dunia UNESCO pada tahun 2016.
Para pejabat pemerintah, seperti dilaporkan NHK, memutuskan pada Rabu (17/9), untuk mengirimkan dokumen-dokumen sementara ke Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) bulan ini untuk mencalonkan ke-13 situs di Provinsi Nagasaki dan Provinsi Kumamoto. Situs-situs tersebut termasuk Gereja Katolik Oura di Kota Nagasaki.
Pemerintah juga memutuskan untuk mencalonkan Museum Nasional Seni Barat Tokyo sebagai situs Warisan Kebudayaan Dunia.
Gereja Oura Bergaya Barat
Gereja Oura (Oura Tenshudo), salah satu situs Kristen, adalah gereja Katolik Roma di Nagasaki yang dibangun pada 1853. Gereja yang disebut juga Gereja 26 Martir Jepang itu dikenal sebagai gereja tertua di Jepang, bangunan bergaya Barat, dinyatakan sebagai harta nasional.
Sejarah keberadaan Gereja Oura, seperti bisa dibaca di wikipedia.org, diawali pada 1863 tatkala dua imam Prancis dari Misi Societe des Etrangeres, Society of Foreign, Pastor Louis Furet dan Pastor Bernard Petitjean, mendarat di Nagasaki. Kedua imam itu ingin membangun sebuah gereja untuk menghormati martir Jepang, sembilan imam Eropa dan 17 warga Kristen Jepang yang disalib pada 1597 atas perintah Toyotomi Hideyoshi (1536 – 1598), pemimpin Jepang dari zaman Senguku – zaman Azuchi Momoyama.
Gereja itu selesai dibangun pada 1864 oleh master tukang kayu Koyama Hidenoshin, awalnya hanya gereja kayu kecil dengan tiga lorong dan tiga menara oktagonal. Jendela kaca patri diimpor dari Prancis.
Tak lama setelah katedral selesai dibangun pada 17 Maret 1865, Pastor Petitjean bertemu sekelompok orang dari desa terdekat, Urakami dan Kakure Kirishitans. Mereka ternyata keturunan awal Kristen Jepang, yang bersembunyi setelah terjadinya Pemberontakan Shimabara pada 1630.
Atas permintaan mereka, sebuah patung Perawan Maria yang dibuat dari marmer putih, didatangkan dari Prancis.
Peristiwa itu juga menandai pemunculan kembali kekristenan di Jepang. Puluhan ribu orang Kristen keluar dari “persembunyian” di wilayah Nagasaki. Paus Pius IX menyebut peristiwa itu “Keajaiban Oriental”.
Katedral Oura ditetapkan sebagai Warisan Nasional pada 1933, dan dikukuhkan pada 31 Maret 1953 di bawah Undang-Undang Perlindungan Properti Budaya 1951. Itu untuk pertama kali bangunan gaya Barat di Jepang mendapakan kehormatan dan ditetapkan sebagai Warisan Nasional. (nhk.or.jp/wikipedia.org)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...