Slovenia Tingkatkan Investasi ke RI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kementerian Perdagangan Indonesia (Kemendag), Nus Nuzulia Ishak, mengatakan peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi dengan Slovenia akan memberikan pengaruh yang signifikan bagi pertumbuhan perekonomian nasional.
"Ini kesempatan baik untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke Slovenia," kata Nus Nuzulia Ishak seusai melakukan pertemuan dengan delegasi Slovenia di kantor Kemendag, Jakarta, hari Jumat (4/3).
Menurut Nus, sejak hubungan bilateral antara Indonesia dan Slovenia dimulai pada tahun 1992, kerja sama perdagangan antara kedua negara terus tumbuh.
"Total perdagangan Indonesia dengan Slovenia pada tahun 2015 tercatat USD 106 juta, meningkat 11,74 persen dari tahun sebelumnya," katanya.
Data Kemendag menyebutkan, pada tahun 2015 ekspor Indonesia ke Slovenia tahun 2015 sebesar USD 12,78 juta, naik 4,09 persen dari tahun sebelumnya.
Saat ini mitra utama Indonesia di Eropa antara lain Belanda, Italia, Jerman, dan Spanyol. Sedangkan mitra utama perdagangan Slovenia antara lain Jerman, Austria, Kroasia, Italia, dan Prancis.
Nus mengatakan, sektor yang ditargetkan Slovenia dalam kunjungannya kali ini ke Indonesia antara lain energi, pengolahan kayu, transmisi elektronik, alat pertahanan, dan pengolahan sampah.
"Kedatangan delegasi bisnis Slovenia diharapkan dapat meningkatkan ekspor Indonesia ke Slovenia secara khusus dan ke Eropa secara umum," katanya.
Perekonomian Stabil
Menurut Nus, perekonomian Slovenia cenderung stabil dibandingkan negara-negara pecahan Yugoslavia lainnya. Pendapatan per kapita Slovenia termasuk yang tertinggi di Eropa tengah.
"Slovenia sempat diterpa krisis global pada tahun 2008 lalu, namun bangkit dan kini memiliki ekonomi yang kuat," katanya.
Produk utama ekspor Indonesia ke Slovenia di antaranya karet alam (HS 4001) dengan nilai USD 49,57 juta setara dengan 53,16 persen dari total ekpor Indonesia ke Slovenia, batu bara (HS 2701) sebesar USD 12,08 juta (12,96 persen), senyawa amino sebagai oksigen (HS 2922) dengan nilai USD 5,2 juta (5,58 persen).
“Selanjutnya kertas dan karton tak dilapisi (HS 4802) dengan nilai USD 3,79 juta (4,07 persen), dan komponen untuk perekam (HS 8522) dengan nilai USD 1,69 juta (1,81 persen),” sebutnya.
Pada sisi lain, produk utama impor Indonesia dari Slovenia sebagian besar adalah produk logam dan manufaktur seperti rolling mills dari logam (HS 8455) dengan nilai impor USD 2,49 juta setara dengan 19,48 persen dari total impor, mesin pencuci piring (HS 8422) sebesar USD 1,73 juta (13,59 persen), dan keran pipa (HS 8481) sebesar USD 1,05 juta (8,2 persen).
“Delegasi Slovenia akan mengunjungi beberapa perusahaan di Jakarta guna mencari mitra yang tepat untuk melakukan joint venture dan melihat secara langsung aktivitas produksi,” kata Dirjen PEN itu.
Editor : Sotyati
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...