“Smart Volks Works” Menyambungkan Persaudaraan Melalui JVWF 2019
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Selama dua hari, 9-10 November 2019, kompleks Jogja Expo Center (JEC) dihadiri ribuan pengunjung penggemar mobil Volkswagen (VW) dari dalam dan luar negeri. Pengunjung yang datang silih berganti selama dua hari pelaksanaan Jogja Volkswagen Festival (JVWF) 2019, acara dua tahunan yang dihelat dan diinisiasi oleh komunitas VW Yogyakarta komunitas VW Club Yogyakarta (VCY) dan dihelat pertama kali pada tahun 2013.
“Hari pertama (Sabtu, 9/11) kemarin lebih dari 8.000 pengunjung hadir. Sebagian besar adalah undangan yang menghadiri pembukaan dilanjutkan menyaksikan berbagai konten acara yang ada,” jelas humas JVWF 2019 Sutoto saat ditemui satuharapan.com pada hari kedua JVWF, Minggu (10/11).
Lebih lanjut Toto menjelaskan, antusiasme pengunjung baik yang datang dari daerah lain maupun dari mancanegara cukup bagus, terutama untuk menyambung pesaudaraan di antara penggemar VW, baik dalam negeri maupun dalam kawasan ASEAN, maupun dari benua lainnya.
Dalam pengamatan satuharapan.com pada hari kedua JVWF 2019, sebagian pengunjung yang hadir sejak hari pertama justru menginap di pelataran JEC meskipun mereka sudah memesan dan membayar hotel-penginapan. Wahyu Ramadhan, salah satunya yang hadir dari Bangka Belitung (Babel) bersama lima rekannya.
“Sebelum ke JVWF 2019 kami berenam ada undangan acara undangan jambore di Madiun. Di sana kami ketemu teman-teman VW dari Lampung dan ditawari untuk berangkat bersama dari Madiun. Jadilah kami numpang dengan VW dari Madiun ke JVWF 2019,” kata Wahyu kepada satuharapan.com, Minggu (10/11) sore.
Meskipun berada di pulau terpisah Wahyu menjelaskan komunitas penggemar VW di Babel cukup intensif terutama untuk masalah penyediaan spare part maupun fast moving component baik yang original maupun yang after market.
“Kami punya acara rutin setiap awal bulan: arisan. Ngumpul bersama seluruh penggemar VW di Babel, memperbincangkan banyak hal. Biasanya tentang perawatan, spare part, dan tip-tips perawatan maupun membangun VW baik yang retro maupun custom. Pada 21-23 Desember 2018 tahun lalu kami menggelar Jumpa Volkswagen Sumatera 4 (JVWS #4) di Muntok,” jelas Wahyu lebih lanjut.
Selain tempat berkumpul, aktivitas Wahyu di komunitas tersebut sekaligus bisa menghidupi dirinya sendiri dan komunitas melalui jasa bengkel perawatan dan pengadaan spare part bahkan membangun mobil secara utuh bersama kakaknya. Setidaknya sudah lebih 20-an mobil VW yang dibangun dan djual Wahyu bersama kakaknya keluar dari Babel.
Diakui kehadiran Wahyu bersama kawan-kawannya dari Babel selama dua hari pelaksanaan JVWF 2019 memberikan pengalaman dan menginspirasi untuk lebih menggiatkan komunitasnya bersama komunitas lain di Babel untuk mengangkat pariwisata di Babel, terlebih selama dua hari dirinya berbagi pengalaman dengan berbagai komunitas yang hadir di JVWF 2019.
“Tadi pagi (Minggu, 10/11) sempat main ke Benteng Vredeburg ternyata ada acara pit onthel, juga di sekitar Alun-alun dan Keraton ramai pengunjung. Saya tidak tahu acara apa di sana,” papar Wahyu.
Sebagai catatan, di wilayah Yogyakarta dalam satu tahun tercatat sekitar 400-an festival yang tersebar di berbagai daerah dengan jenis festival yang beragam.
Tawaran Dialog di antara Anggota Komunitas yang Beragam
Selama dua hari pelaksanaan JVWF 2019 panitia menyediakan lapak (booth) yang menjual beragam produk mulai dari souvenir-merchandise, kuliner, spare part, hingga jual beli kendaraan VW yang ditawarkan di luar area pamer. Dua panggung disediakan untuk memberikan hiburan bagi pengunjung yang hadir.
Display kendaraan VW selama JVWF 2019 sangat beragam mulai dari tahun tertua yang dipasarkan di Indonesia, resto-custom, serta pembuatan replika Porsche Berlin Rome. Informasi yang diterima satuharapan.com replika Porsche Berlin Rome dengan basis VW Beetle dengan body berbahan plat aluminium tersebut terjual seharga di atas 1 miliar rupiah.
Turut pula dipamerkan mobil keturunan VW Beetle yakni empat mobil Porsche Carrera 911 serta nenek moyang VW Beetle yakni Porsche 356 atau lebih dikenal dengan Porsche 1600 Super. Jenis mobil VW lainnya yakni Karmann Ghia, Brazilian Bus atau dikenal dengan nama VW Combi, VW Thing atau di Indonesia dikenal dengan VW Safari, hingga sedan VW Golf. Sebuah VW Beetle convertible warna oranye cukup mendapat perhatian pengunjung.
Beberapa acara diskusi-bincang santai, workshop, maupun lomba/kompetisi/kontes melengkapi perhelatan JVWF 2019. Selama dua hari digelar talkshow Tech Talk Asia Market bersama Herritage Part Center lalu ada Gecho Yangkiri yang membincang kisah-kisah di balik Artwork JVWF 2019. Tak ketinggalan Classic Hans Room, Volkswise, Airmighty,Bugbus, Getting Low, Aircooled Syndicate, Aircooled Way, dan Super VW Magazine yang membincang builder mobil.
Pada hari kedua diserahkan piala dan hadiah kepada pemenang drag race VW yang diadakan pada tanggal 2-3 November 2019 di Sirkuit Lanud Gading, Gunungkidul, Yogyakarta, memperebutkan piala Ketua Umum Volkswagen Indonesia dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara .
“Beberapa kali saya diajak untuk berpartisipasi pada acara seperti ini. Merespons body kendaraan dengan pinstriping,” tutur seniman pinstriping asal Surakarta, Yosafat Anggoro, kepada satuharapan.com.
Siang itu (Minggu, 10/11) secara freehand Yos membuat tulisan-ornamen pada pintu VW Karmann Ghia warna merah dengan tulisan Soul of A Hero menggunakan cat duco kombinasi warna putih dan emas.
Dikerjakan di tengah acara JVWF 2019 yang sedang berlangsung, aktivitas Yos menjadi semacam commision work bersama seniman lain yang melukis poster acara di atas kanvas secara live. Aktivitas tersebut menjadi pemandangan tersendiri di antara lalu lalang pengunjung yang menyaksikan pameran ataupun mencari barang (spare part, souvernir-merchandise) untuk dibeli menjadikan JVWF tidak sekadar festival yang hanya berhitung tentang perputaran ekonomi semata, namun ada tawaran dialog di antara anggota komunitas yang beragam.
“Bersama beberapa teman di Surakarta, saya menyediakan workshop untuk pengecatan dan pembuatan pinstriping kendaraan. Mereka bisa bebas belajar di workshop. Saling berbagi ilmu dan teknik. Kalau ada yang menghendaki dibuatkan pinstriping, kami juga melayani. Bagi kami harga nomer sekian. Tetap kami kerjakan secara profesional sehingga pemberi order bisa senang dan puas. Dan lebih penting lagi, bisa menambah persaudaraan,” papar Yos.
Dengan pelaksanaan dua tahun sekali, official merchandise JVWF 2019 selalu menjadi incaran pengunjung. Salah satunya adalah kekuatan desain merchandise. Panitia inti JVWF yang berjumlah sekitar 30-an, sebagian besar adalah seniman-perupa. Bisa dipahami sekiranya desain merchandise selalu menarik secara visual dan memiliki nilai estetik dengan tema yang diangkatnya.
Dari satu sisi merchandise, JVWF telah menggerakkan kreativitas di antara seniman dan tentunya dengan ekonomi yang menyertainya. Sebuah skema ekonomi kreatif yang menarik tanpa kehilangan soul persaudaraan (brotherhood) di antara seluruh yang terlibat: pengunjung, panitia, peserta.
"Builder anak bangsa sangat berkualitas. Tahun ini pun JVWF meningkat kualitasnya. Semoga dua tahun mendatang terus mendapat respons positif. Selamat kepada seluruh pemenang kontes, juga kepada Surya (Surakarta) yang mendapatkan lucky draw VW Beetle German Look," terang Tjahjo Widjojono selaku Ketua Panita JVWF 2019 tentang kontes (sun shine) yang menyediakan 41 piala penghargaan.
Tjahjo Widjojono menambahkan antusiasme pengunjung yang hadir sampai ke mancanegara cukup bagus. Tidak kurang perwakilan klub penggemar VW dari 15 negara dengan lebih dari 800-an orang hingga jumpa media digelar telah melakukan konfirmasi kehadirannya. Perwakilan tersebut di antaranya dari Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam. Sementara dari luar negara ASEAN di antaranya Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Belgia, Belanda, Jerman, India, Jepang, Australia, dan Swiss.
Ada satu kalimat yang cukup menggelitik disematkan pada banyak kendaraan VW selama JVWF 2019: Smart Volks Works. Teruslah menjadi manusia yang smart.
Berikut penerima penghargaan sun shine JVWF 2019:
a. Kelas VW type 1 kategori Best Vintage Restored Pre 1958 - Gusdi
b. Kelas VW type 1 kategori Best Vintage Restored 58-67 - Suryanto
c. Kategori Best Resto Custom, Tanu Arief Wibowo
d. Kelas VW type 1 kategori Best Custom - Martinus Irawan.
e. Kategori Best Retro Custom kelas Karmann Ghia Type 141 dan 341 - Didit Trisatyo Wibowo
f. Kategori Best Resto Custom kelas VW Type 181/182 - Tegal Patris.
g. Kategori Best Vintage Restored Up To 67 - Jimmy Pardede.
h. Kategori Best Vintage Restored 68-72 - Jimmy Pardede.
i. Kategori Best Retro Custom Type 2 73-79 - Yogi. Dwi Antoro
j. Kategori Best Best Custom Type 2 73-79 – Nanan Sukarna
k. Type VW 3 dan 4 Best Vintage Restored - Opsanto Soedjiarto.
l. Kelas Brazilian Bus, Best Retro Custom - Fajar Adi
m. Kelas Brazilian Bus kategori Best Custom - Johan Hari Nugroho.
n. Kategori Best Watercooled Sedan – Iis Rajab dengan VW Golf MK4
o. Kategori Free for All - Yumos Garage.
p. Kategori Best Paint Vintage, Best Engine Custom, dan Best Interior di mobil VW Type 1 - Budi Junkyard TMII.
q. Kategori Best Engine di mobil VW Type 1 - Gusdi.
r. Kategori People Choice - Joko Priyono.
Editor : Sotyati
BNPB Perluas Cakupan Operasi Modifikasi Cuaca Hingga Ke Jawa...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperluas cakupan Operasi Mo...