Soal Kabut Asap, SBY Singgung Benefit Hubungan Bilateral
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Republik Indonesia (RI), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menanggapi “permintaan maaf” yang dilakukannya pada Senin lalu (24/6) seraya menyinggung benefit, keuntungan antara Singapura dan Indonesia dalam bidang ekonomi dan bisnis.
“’Saya yakin bahwa baik Singapura maupun Indonesia sama-sama mendapatkan benefit dalam kerja sama di antara kedua negara, utamanya di bidang ekonomi dan bidang bisnis’,” kata SBY dalam keterangan pers Presiden RI, kemarin (26/6).
“Tentu menyakitkan kalau dikesankan Indonesia ini hanya menimbulkan masalah bagi tetangga-tetangganya. Dan saya, sekali lagi, menyayangkan gencarnya pemberitaan seperti itu justru ketika kami, Indonesia, sedang sangat serius untuk menyelesaikan kebakaran ladang dan bencana asap ini,” katanya.
Dalam keterangan pers tersebut, SBY meminta agar semua pihak tidak menyudutkan jiwa kesatria yang dilakukannya dua hari lalu sebagai tanggung jawab dalam konteks masalah gangguan asap.
“Saudara-saudara, asap ini faktanya berasal dari Indonesia, Riau ... telah mengganggu kesehatan masyarakat, keamanan penerbangan juga terganggu, demikian juga kehidupan sehari-hari ... Oleh karena itu, sekali lagi karena fakta asap itu berasal dari Indonesia, maka kita bertanggung jawab, dan permintaan maaf dalam konteks itu. Regret (menyesal) dalam konteks itu menurut saya tidak berlebihan,” kata SBY, yang sempat menuding Pemerintah Daerah Provinsi Riau tidak bisa melaksanakan tugasnya.
Pada kesempatan yang sama, SBY menanggapi pernyataan dari sosial media yang dianggap keliru menangkap yang dilakukan pemerintah, yang seolah-olah menganggap pemerintah takut kepada negara tetangga. SBY menegaskan bahwa sebagai negara berdaulat, Indonesia tidak takut kepada negara manapun.
“Ada yang keliru menangkap apa yang pemerintah lakukan, menganggap kita ini takut kepada tetangga-tetangga kita, takut kepada Singapura, takut kepada Malaysia. Tidak ada sebuah negara yang berdaulat harus takut kepada negara manapun: tidak kepada Malaysia, tidak kepada Singapura,” tegasnya.
“Jangan salah mengerti. Soal asap, soal kebakaran ladang, kami bertanggung jawab untuk mengatasi sampai setuntas-tuntasnya. Tapi hubungan bilateral, hubungan persahabatan lebih dari itu, akan terjadi selamanya. Oleh karena itu, marilah kita lakukan cara-cara bersahabat dan bermitra sebijak mungkin,” ujar SBY diakhir pidatonya.
Sebelumnya, pada hari Senin (24/6) petang, SBY meminta maaf dan meminta pengertian dari negara Malaysia dan Singapura atas permasalahan kebakaran lahan yang terjadi di perkebunan dan hutan di Sumatera, namun pernyataan SBY menuai pro-kontra dari banyak pihak dari dalam negeri maupun dunia.
”Saya selaku Presiden Republik Indonesia meminta maaf dan meminta pengertian kepada saudara-saudara kami di Malaysia dan Singapura. Tentu tidak ada niat Indonesia atas apa yang terjadi ini, dan kami bertanggung jawab untuk terus mengatasi apa yang kami hadapi sekarang ini,” kata Presiden SBY, pada hari Senin lalu.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...