Soal Tragedi Mina, Dubes Arab Enggan Berkomentar
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Duta Besar Kerajaan Saudi Arabia untuk Indonesia, Mustafa Bin Ibrahim al Mubarak, enggan berkomentar terkait tragedi Mina pada hari Kamis (24/9).
Alasannya, proses penyelidikan terkait insiden tersebut belum rampung sehingga informasi yang didapat belum sempurna.
"Investigasi terkait tragedi di Mina masih berjalan dan seandainya sudah selesai akan langsung diumumkan. Akan kami buka secara transparan dan detil," kata Dubes Mustafa di Jakarta, Selasa (29/9) malam.
Dubes Mustafa menyatakan, peristiwa tersebut adalah insiden dan menyedihkan serta memprihatinkan. Kerajaan Arab Saudi berusaha sebaiknya memberikan pelayanan terbaik mereka.
Saat disinggung terkait penanganan dan penyelidikan yang memakan waktu terlalu lama bahkan lamban, Dubes Mustafa mengatakan penyelidikan membutuhkan kehati-hatian.
"Janganlah kita terburu-buru menyimpulkan. Pokoknya, sampai selesai investigasi saya tidak akan berkomentar apa-apa, sampai saat ini informasi yang sampai pada kami belum penuh, investigasiasih berjalan mohon kita tunggu," katanya.
Tragedi di Jalan 204 Mina, hingga Senin, memakan korban 41 jemaah haji asal Indonesia.
Soal Mina, Arab Saudi Sambut Baik Bantuan Indonesia
Kerajaan Saudi Arabia menyambut baik inisiatif pemerintah Indonesia untuk membantu mengidentifikasi jenazah korban akibat desak-desakan di Jalan 204 Mina beberapa waktu lalu.
"Sebagaimana disampaikan Menteri Marwan Jafar dalam sambutannya tadi, kami membuka tangan untuk bantuan. Kita sambut uluran tangan seperti itu," kata Duta Besar Kerajaan Saudi Arabia untuk Indonesia, Mustafa Bin Ibrahim al Mubarak usai perayaan HUT Saudi Arabia ke-84 di Dian Ballroom, Raffles, Ciputra World, Jakarta, Selasa malam.
Meski demikian, kata Dues Mustafa, Arab Saudi masih punya wewenang penuh atas penyelidikan tragedi Mina tersebut.
"Kami tidak melibatkan negara manapun dalam hal ini. Hal lain seperti sekedar konsultasi sih mungkin saja ya," katanya.
Tragedi yang memakan korban tewas setidaknya 717 jemaah dari berbagai belahan dunia itu disebut sebagai tragedi terburuk dalam 25 tahun terakhir.
Jalan 204, tempat peristiwa terjadi, merupakan satu dari dua terowongan dari Mina ke Jamarat, tempat dimana jemaah melaksanakan ritual melempar jumrah.(Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...