Sola Scríptura di Mata Para Remaja Indonesia
SATUHARAPAN.COM - Masih melanjutkan laporan Global Teens Study (GTS) untuk Remaja dan Alkitab. Meskipun Alkitab, lazimnya bukanlah buku yang dianggap bersifat umum di Indonesia, namun 90 persen remaja Kristen di Indonesia mengatakan bahwa di rumah dan di keluarga mereka memiliki Alkitab dalam bentuk teks maupun digital.
Ditanya seberapa sering mereka menggunakan Alkitab (yang didefinisikan oleh survei sebagai membaca, mendengarkan, melihat, berdoa dengan atau menggunakan teks atau konten Alkitab dalam bentuk apa pun), Tiga perempat remaja Kristen menyampaikan bahwa mereka berinteraksi dengan tulisan suci setiap minggu. Sekitar satu dari empat remaja Indonesia dari kategori agama lain other faith juga menggunakan Alkitab dalam beberapa cara. Dengan demikian Alkitab merupakan kitab suci yang menjadi rujukan penting bagi remaja Indonesia dengan berbagai cara penggunaannya. Hal ini menjadi berita baik untuk mengekplorasi bahwa iman sejatinya tumbuh dari pendengaran, dan pendengaran akan Firman Tuhan. Berita baiknya juga adalah bahwa remaja menjadi generasi yang terbuka terhadap Alkitab.
Digitalisasi Alkitab
Sebagian besar, remaja Kristen dan remaja lain yang menggunakan Alkitab di Indonesia terlibat dengannya di Internet (51% dalam satu tahun terakhir) atau di media cetak (49%). Aplikasi atau smartphone adalah penggunaan yang paling umum berikutnya, dengan 37 persen mengatakan mereka telah mengakses Alkitab dengan cara ini dalam satu tahun terakhir. Kira-kira seperempat dari remaja (1 dari 4 orang remaja Kristen dan pengguna Alkitab telah mendengar Alkitab dibacakan dalam kebaktian gereja jumlahnya 23% atau mempelajari Alkitab dalam kelompok kecil atau tempat belajar Alkitab (23%). Sebagai anggota generasi digital native, remaja Indonesia yang Kristen atau yang menggunakan Alkitab paling tertarik dengan kitab suci versi digital. Setengahnya menyatakan preferensi untuk menggunakan Alkitab melalui aplikasi (40%) atau online (10%), sementara hanya 28 persen lebih suka menggunakan Alkitab dalam bentuk cetak. Alat digital jauh lebih populer di kalangan pengguna Alkitab bagi kaum muda di Indonesia daripada di antara rekan-rekan global mereka, yang lebih suka cetak.
Digitalisasi Alikitab merupakan bagian dari penggunaan teknologi informasi yang strategis untuk menyebarkan mutiara-mutiara Firman Tuhan. Penyebaran secara digital memiliki berbagai macam kelebihan yaitu cepat, dan bisa diakses kapanpun dan dimanapun. Oleh karena itu penyebaran, pendalaman Alkitab dalam berbagai bentuk digital akan sangat efektif menjangkau remaja. Tentunya dengan panduan, arahan dan pendampingan sehingga penyebaran Alkitab secara digital diikuti dengan pendalaman dan pemahaman Alkitab dan prakteknya dalam kehidupan sehari-hari. Digital ministry harus menjadi bagian dari strategi kunci gereja dan para church untuk menangkap peluang pengasuhan sipritualitas remaja menggunakan akses internet, digital, media sosial menjadi ruang percakapan tentang Alkitab dan remaja.
Alkitab adalah Firman Allah
Alkitab dipandang penting dan suci bagi sebagian besar remaja Kristen di Indonesia. Para remaja ini 14 poin lebih tinggi dibandingkan rekan-rekan global mereka yang beragama Kristen untuk mengatakan bahwa Alkitab adalah firman Tuhan (Remaja Kristen Indonesia 72% vs sedangkan remaja global 58%). Remaja Kristen di Indonesia jarang mengungkapkan skeptisisme terhadap Alkitab dan jarang tidak yakin tentang apa sebenarnya Alkitab itu. 16% Enam belas persen melangkah lebih jauh dengan mengatakan bahwa kitab suci adalah firman Tuhan yang diilhami dan bebas dari kesalahan. Sementara itu, hanya 3% yang merasa bahwa Alkitab hanyalah sebuah buku ajaran. Di seluruh dunia/global remaja Kristen memiliki pandangan Alkitab yang memungkinkan beberapa kesalahan, meskipun jumlahnya tidak besar akan tetapi pengajaran tentang Alkitab sebagai Firman Allah dan innerancy Alkitab harus menjadi perhatian semua pihak. Khususnya memberikan pengajaran yang tepat, akurat dan bertanggung jawab, sesuai kredo Sola Scriptura (pengajaran yang menyatakan Alkitab sebagai Firman Allah dan menjadi dasar landasan hidup). Seperti rekan-rekan global mereka, remaja Indonesia yang menggunakan Alkitab atau beragama Kristen terbuka terhadap teks dan interpretasi teks. Dalam hal persetujuan yang kuat, mereka condong ke arah interpretasi yang bersifat literal, tetapi ketika melihat remaja yang paling tidak setuju, mayoritas remaja Indonesia yang sangat mirip mendukung pendekatan simbolis atau literal.
Pemahaman literal ini kemungkinan dipengaruhi oleh faktor usia perkembangan remaja yang beranjak dari pemahaman awal menuju pemahaman yang lebih komprehensif. Pada tahap awal remaja mencari-cari nilai dan energi baru serta membandingkan norma dan nilai dengan teman sebaya dan lingkungannya. Sedangkan pada remaja tahap akhir, mereka telah mampu memandang masalah secara komprehensif dengan identitas intelektual sudah terbentuk, termasuk dalam memandang pemahaman spiritualitas mereka terkait referensi yang digunakan. Selanjutnya dalam mengeksplorasi fondasi spiritualitas remaja pengajaran mengenai bahwa Alkitab adalah Firman Allah perlu dinyatakan dalam penafsiran yang literal, ataupun simbolik. Perlu diarahkan pada penafsiran dan penerapan Alkitab yang kontekstual, relevan dan bertanggung jawab untuk menjawab tantangan dan kebutuhan remaja tentang pencarian identitas mereka. Alkitab sebagai firman Allah akan terus dijadikan bagi mereka rujukan nilai yang kuat, kokoh seiring dengan pertumbuhan mereka bertumbuh menjadi pemuda dan manusia dewasa kelak.
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...