Somalia: Bom Bunuh Diri di Kamp Latihan Militer, Lima Tewas
MOGADISHU, SATUHARAPAN.COM-Lima orang tewas dalam serangan bom bunuh diri yang menargetkan kamp pelatihan militer di Somalia, kata pejabat militer kepada AFP hari Minggu (6/11). Ini serangan yang diklaim oleh gerilyawan Al-Shabaab, satu pekan setelah dua ledakan menewaskan 116 orang.
Serangan hari Sabtu di kamp di ibu kota Somalia, Mogadishu, terjadi ketika pemerintah mengintensifkan perjuangannya melawan gerilyawan yang telah memimpin pemberontakan selama 15 tahun di negara Tanduk Afrika yang bermasalah itu.
"Ledakan bom bunuh diri terjadi di pintu masuk dan lima anggota baru tewas dalam ledakan itu, lebih dari sepuluh lainnya terluka," kata perwira militer Mohamed Abdullahi.
Pejabat Angkatan Darat, Adan Yare, juga mengatakan lima orang tewas dalam serangan itu, yang menyebabkan beberapa orang terluka. "Di antara korban adalah warga sipil yang tinggal di dekat" kamp pelatihan Xero Nacnac untuk perekrutan tentara, katanya.
Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah tentang serangan yang diklaim oleh Al-Shabaab. Para pejuang yang terkait dengan Al-Qaeda ini telah meningkatkan serangan mereka di Somalia sejak Presiden Hassan Sheikh Mohamud menjabat pada bulan Mei dan bersumpah akan "perang habis-habisan" melawan para teroris.
Pada hari Jumat, kementerian informasi mengatakan tentara telah membunuh lebih dari 100 pejuang Al-Shabaab dalam sebuah operasi di negara bagian Hirshabelle tengah.
Akhir pekan lalu, gerilyawan melakukan dua serangan bom mobil yang menargetkan kementerian pendidikan dalam serangan paling mematikan di negara itu dalam lima tahun.
Serangan itu terjadi di persimpangan yang sama di mana sebuah truk yang penuh dengan bahan peledak meledak pada 14 Oktober 2017, menewaskan 512 orang dan melukai lebih dari 290, serangan paling mematikan di Somalia.
Pada bulan Agustus, kelompok tersebut melancarkan serangan senjata dan bom selama 30 jam di hotel Hayat yang populer di Mogadishu, menewaskan 21 orang dan melukai 117 orang.
Kelompok teroris yang berusaha menggulingkan pemerintah rapuh yang didukung asing di Mogadishu, diusir dari ibu kota pada 2011 oleh pasukan Uni Afrika. Tetapi kelompok itu masih menguasai petak-petak pedesaan dan terus melancarkan serangan mematikan terhadap sasaran sipil, politik, dan militer. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...