Soros Merugi Rp 13,3 Triliun Pasca Kemenangan Donald Trump
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Investor global yang dikenal berhaluan liberal, George Soros, merugi US$ 1 miliar (Rp 13,3 Triliun dengan asumsi Rp 13.300 per dolar AS) pasca kemenangan Donald Trump, menurut The Wall Street Journal.
Pelaku pasar keuangan dunia berusia 86 tahun itu bertindak hati-hati sebelum pilpres pada bulan November tahun lalu dan menjadi bearish (cenderung berpikir kondisi pasar akan lebih buruk) setelah kemenangan Trump. Sejauh ini, langkah yang dipilihnya itu tampak keliru, sebab pasar telah meningkat sekitar 9 persen dalam dua bulan terakhir.
Soros Fund Management LLC memiliki sekitar 250 trader dan mengelola sekitar US$ 30 miliar. Ia diketahui semakin mengambil peran aktif belakangan ini mengantisipasi gejolak di Tiongkok dan Uni Eropa.
Selama beberapa tahun terakhir, Soros telah menjadi pembela dan penyumbang bagi isu-isu liberal. Menurut Wikileaks, namanya muncul di email ketua kampanye Hillary Clinton, John Podesta sebanyak 60 kali.
Soros, yang tahun lalu menyerukan suatu "sistem pengambilan keputusan politik global," adalah penentang keras Donald Trump. Dia dilaporkan menyumbang $ 7 juta untuk Priorities USA Action dan menyumbang jumlah maksimum dari yang diperbolehkan, US$ 2.700 kepada Clinton.
Dia juga memberikan kontribusi US$ 5 juta untuk kepada sebuah PAC yang ditujukan untuk memobilisasi warga berlatar belakang Latin dan imigran lainnya dengan harapan untuk menghentikan kampanye Trump.
Soros memiliki sejarah panjang berkontribusi jutaan kepada politik liberal. Dia berada peringkat No 23 dalam daftar orang terkaya versi Forbes.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa secara keseluruhan, dana Soros naik sekitar 5 persen pada tahun ini.
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...