Sosialisasi Biennale Jogja “Age of Hope"
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Biennale Jogja (BJ) tahun 2017 memasuki penyelenggaraan yang keempat belas. Biennale Jogja XIV mengambil tema "Age of Hope. BJ XIV akan berlangsung 10 Oktober - 10 Desember 2017 tersebar di beberapa ruang seni di Yogyakarta dengan Jogja National Museum (JNM) sebagai pusat penyelenggaraan pameran.
Biennale Jogja XIV merupakan seri Equator (Biennale Equator), serangkaian pameran dengan agenda jangka panjang yang akan berlangsung sampai dengan tahun 2022. Biennale Jogja Equator mematok batasan geografis tertentu sebagai wilayah kerjanya, yakni kawasan yang terentang di antara 23.27° LU dan 23.27° LS.
Dalam setiap penyelenggaraannya Biennale Jogja seri Equator bekerja dengan satu, atau lebih, negara, atau kawasan, sebagai ‘rekanan’, dengan mengundang seniman-seniman dari negara-negara yang berada di wilayah tersebut untuk bekerja sama, berkarya, berpameran, bertemu, dan berdialog dengan seniman-seniman, kelompok-kelompok, organisasi-organisasi seni dan budaya Indonesia di Yogyakarta.
Seniman negara terlibat dalam BJ seri "Equator" adalah India (Biennale Jogja XI 2011), Negara-negara Arab (Biennale Jogja XII 2013), Negara-negara di benua Afrika (Biennale Jogja XIII 2015), Negara-negara di Amerika Latin (Biennale Jogja XIV 2017), Negara-negara di Kepulauan Pasifik dan Australia, termasuk Indonesia sebagai Nusantara (Biennale Jogja XV 2019) – karena kekhasan cakupan wilayah ini, BJ XV dapat disebut sebagai ‘Biennale Laut’ (Ocean Biennale), Negara-negara di Asia Tenggara (Biennale Jogja XVI 2021).
Tema utama Biennale Jogja tahun ini adalah "Age of Hope", yang akan direspons dalam empat program utama Biennale yakni: Festival Equator (10 Oktober – 2 November 2017), Main Exhibition (2 November – 10 Desember 2017), Parallel Events (4 November – 7 Desember 2017), Biennale Forum (4 November – 7 Desember 2017).
Festival Equator yang diselenggarakan pada 10 Oktober – 2 November 2017 dalam bentuk kegiatan berupa mengintervensi ruang publik di Yogyakarta. Organizing Chaos menjadi tema untuk Festival Equator yang diadakan sebelum pameran utama berlangsung, Organizing Chaos adalah kumpulan kekacauan yang tertata. Keadaan yang tidak biasa dan peristiwa yang tidak lazim ditampilkan di ruang-ruang publik untuk mengingatkan kembali orang-orang pada momen-momen traumatik di masa lalu.
Dalam siaran persnya panitia BJ XIV menjelaskan bahwa tema "Age of Hope" yang diambil dari frasa "Stage oh Hopelessness" adalah perlintasan panjang yang merupakan tahapan-tahapan psikologis dari ketidakpastian menuju harapan. Tujuh narasi yang dicakup dalam tahapan ini adalah Penyangkalan atas Kenyataan, Kemarahan pada Keadaan, Keputusasaan atas Kehilangan, Kepasrahan dalam Ketiadaan, Penghiburan atas Kehilangan, Kesadaran pada Keadaan, dan Penerimaan atas Kenyataan.
Pada penyelenggaraan pameran utama (main exhibition) BJ XIV bersama 27 seniman Indonesia terpilih, pameran dihelat di JNM akan turut diramaikan oleh 12 seniman Brasil. Tiga dari seniman Brasil tersebut akan mengikuti residensi selama dua bulan di Yogyakarta, dan dua seniman lainnya diharapkan akan datang dan ikut membuat karya baru untuk pameran utama di biennale. Para seniman Brasil terpilih ialah: Cinthia Marcelle dan Tiago Mata Machado, Clara Ianni, Daniel Lie, Deyson Gilbert, Ícaro Lira, Jonathas de Andrade, Leticia Ramos, Lourival Cuquinha, Rodrigo Braga, Virginia de Medeiros, Waléria Americo, dan Yuri Firmeza.
Pada 4 November – 7 Desember 2017 dihelat Biennale Forum (BF). Berbeda dari format BF periode sebelumnya, BF kali ini mencakup berbagai ragam forum diskusi, yang lebih berfungsi sebagai semacam payung bagi terlaksananya forum diskusi dan pertukaran gagasan, baik yang diagendakan dalam forum akademis maupun ruang-ruang seni yang terlibat dalam penyelenggaraan biennale kali ini.
Sementara parallel events akan melibatkan sederet ruang seni di Yogyakarta untuk menyelenggarakan pameran terkait tema tersebut selama lini masa biennale. Sekitar 35 ruang dan kolektif seni akan bergabung dalam perhelatan ini, di antaranya Ark Galerie, PKKH Universitas Gadjah Mada, Taman Budaya Yogyakarta, Kedai Kebun Forum, Museum Dan Tanah Liat, Galeri Lorong, Ruang MES 56, dan lain-lain. Tiap-tiap ruang/kolektif seni/komunitas akan menyajikan sebuah acara (pameran, performance, lokakarya, diskusi, pemutaran film, dll.) untuk merespons satu dari tujuh tahap narasi yang diajukan untuk main exhibition.
Informasi seputar Biennale Jogja XIV Equator#4 bisa diperoleh pada sekretariat panitia Kantor Yayasan Biennale Yogyakarta ~ Taman Budaya Yogyakarta, Jl. Sriwedani No. 1 Yogyakarta Telp. (0274) 587712, website:http://biennalejogja.org/2017
Banjarmasin Gelar Festival Budaya Minangkabau
BANJARMASIN, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan memberikan dukungan p...