Sosok Setya Novanto di Mata Ahok
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memberikan selamat atas terpilihnya mantan Ketua DPR Setya Novanto menjadi Ketua Umum Partai Golongan Karya menggantikan Aburizal Bakrie.
“Ya pertama saya ucapkan selamat, ya teman baik (saya) Pak Setya Novanto, terpilih (menjadi Ketum Golkar). Bang Ade Komarudin juga terpilih nomor dua. Teman saya dari Golkar,” kata dia di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, hari Selasa (17/5).
Lalu, seperti apakah Setya Novanto di mata Ahok?
Menurut Ahok, secara pribadi, Setya Novanto adalah orang yang memiliki kepribadian yang baik dan mengayomi dia saat menjadi anggota fraksi Golkar di DPR RI Komisi II.
Terlebih lagi, kala itu Ahok pernah mengajukan pendapat di Badan Legislasi (Baleg) yang melenceng dari kesepakatan fraksi. Namun, Setya Novanto tak pernah marah. Justru dia meminta Ahok untuk menghadap Ical, sapaan Aburizal Bakrie untuk menjelaskan apa yang terjadi.
Jika saat ini Setya Novanto sedang mengalami berbagai kasus, menurutnya itu adalah sisi yang berbeda.
Munaslub Partai Golkar di NDBCC Nusa Dua Bali akhirnya menetapkan Setya Novanto sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar 2014-2019, hari Selasa (17/5) pukul 08.00 WITA.
Proses pemilihan ketum berlangsung maraton sejak Senin (16/5) malam. Pada saatnya dilakukan pemungutan suara telah disiapkan surat suara sejumlah para pemilik suara. Surat suara berjumlah 554 lembar.
“Semua voter menggunakan haknya,” kata Nurdin Halid yang memandu penghitungan suara seperti dikutip dari golkarbali.or.id.
Ketika penghitungan dimulai suara untuk Ade Komarudin terus saling berkejaran dengan suara Setya Novanto.
Adapun perolehan suara pada pemilihan putaran pertama selengkapnya adalah Ade Komarudin (173 suara), Setya Novanto (277), Airlangga Hartarto (14), Mahyudi(2), Priyo Budi Santoso (1), Aziz Syamsuddin (48), Indra Bambang Utoyo (1), dan Syahrul Yasin Limpo (27). Suara tidak sah sebanyak 11 suara. Total suara 554 suara.
Sesuai AD/ART dan tatib Akom dan Setnov memenuhi syarat 30 persen suara. Maka dilanjutkan dengan tahapan selanjutnya yakni pemilihan.
Saat itulah muncul suasana dramatis dan mengejutkan. Salah satu caketum, Syahrul Yasin Limpo (SYL) sarankan Akom untuk tidak melanjutkan putaran kedua. Nurdin Halid pun menawarkan musyawarah mufakat.
Akom yang menyatakan sudah berembug dengan tim, para caketum dan ternasuk dengan ARB.
Akom memutuskan memberi kesempatan kepada Setnov untuk memimpin Golkar dan mendukung kepemimpinannya. Sidang akhirnya menetapkan Setya Novanto sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar 2014-2019
Editor : Eben E. Siadari
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...