Spesies Baru Tikus Berhidung Mirip Babi Ditemukan di Sulawesi
TOLITOLI, SATUHARAPAN.COM - Tim peneliti termasuk dari Australia berhasil menemukan spesies baru, tikus yang memiliki hidung seperti hidung babi hutan. Tikus ini ditemukan di dekat desa Malangga Selatan, Tolitoli, Provinsi Sulawesi Tengah, pada daerah pegunungan sekitar 1.600 meter di atas permukaan laut.
Tikus yang belum pernah dilihat sebelumnya oleh para peneliti, ditemukan di daerah pegunungan di Sulawesi oleh tim peneliti internasional termasuk dari Museum Victoria di Australia.
Tikus yang memiliki hidung panjang, dan kuping lebar itu demikian uniknya, sehingga tidak saja dikategorikan sebagai spesies baru, namun juga genus baru. Genus setingkat lebih tinggi dari spesies dalam penggolongan binatang.
"Saya masih terkesan bahwa kita bisa masuk ke dalam hutan dan menemukan spesies binatang baru, yang berbeda dari spesies lain, dan belum pernah ditemukan oleh ilmuwan lain sebelumnya," kata peneliti Museum Victoria, Dr Kevin Rowe.
Selain hidungnya yang mirip hidung babi hutan, tikus baru ini memiliki kaki yang lebih panjang, mulut yang kecil dan rambut di daerah kemaluan yang panjang.
"Menurut perkiraan kami, rambut itu membantu binatang untuk menemukan pasangan," kata Rowe sambil menambahkan para peneliti belum tahu persis fungsi rambut di kemaluan hewan tersebut.
Para peneliti mengatakan tikus ini adalah karnivora, yaitu hewan pemakan daging dengan cacing dan kepompong menjadi santapannya.
Rowe mengatakan ketika peneliti menemukan tikus itu merupakan saat yang mengesankan. "Saya menemukannya di perangkap yang saya pasang. Tentu saja saya langsung berteriak meminta teman-teman melihatnya. Kami segera tahu bahwa ini bukan saja spesies baru, namun apakah ini genus baru, dan apakah mirip dengan apa yang sudah pernah digambarkan sebelumnya," katanya.
Tikus ini adalah genus tikus ketiga yang ditemukan oleh tim ilmuwan tersebut sejak tahun 2012. Penemuan mereka sudah diterbitkan di Journal of Mammalogy.
Ketika mereka menemukan tikus ini, para ilmuwan dengan bantuan penduduk setempat menjelajahi kawasan pegunungan selama dua hari perjalanan dari desa terdekat, Malangga Selatan, di Tolitoli.
Secara geologis, Pulau Sulawesi dikenal sebagai pulau yang tidak pernah menyatu dengan lempengan daratan Asia maupun Australia. Garis pemisah yang melingkupi Pulau Sulawesi dikenal sebagai Garis Wallacea.
Sulawesi merupakan pulau terbesar ketiga dalam jajaran pulau-pulau yang membentuk Republik Indonesia, dengan luas sekitar 172 ribu kilometer persegi. Para peneliti telah lama tertarik dengan Pulau Sulawesi karena di wilayah ini kehidupan hewan mamalia masih menyimpan banyak misteri.
Tikus ini begitu unik sehingga sekarang dinyatakan sebagai spesies baru. (Foto: Museum Victoria)
Editor : Eben E. Siadari
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...