SR ke-64 Eukumindo: Berdayakan Umat Berjuang Bagi Keadilan
ELSPEET, SATUHARAPAN.COM – Perjuangan masyarakat masyarakat adat khususnya masyarakat Batak menjadi pembicaraan dalam seminar publik di Elspeet Belanda dalam rangka Sidang Raya ke-64 Eukumindo, Jumat (26/9). Dalam pemaparan dan refleksinya Pendeta Gomar Gultom menyampaikan pentingnya memperkuat komunitas agama lokal dan umat agar mampu dan berdaya dalam memperjuangkan keadilan.
Eukumindo adalah forum jejaring yang menyatukan perwakilan dari gereja-gereja terutama Eropa dan lembaga misi yang terlibat di Indonesia, dalam forum ini Indonesia diwakili oleh Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Sidang Raya ke-64 Eukumindo berlangsung 25-27 September 2014.
Dalam Seminar terbuka Eukumindo yang bertema "Study day on Economic Justice – Accountability for Social and Environmental Justice," Pendeta Gomar Gultom Sekretaris Umum PGI menyajikan sebuah studi kasus perlawanan masyarakat Batak yang menentang kehadiran proyek pabrik pulp di Sumatera Utara bersama dengan Saurlian Siagian, konsultan dari United Evangelical Mission (UEM).
Melalui studi kasus yang disampaikan oleh Pendeta Gomar Gultom, menjadi semakin jelas betapa pentingnya pemberdayakan masyarakat lokal dan komunitas agama lokal. Keduanya tidak boleh dianggap remeh, karena mampu melakukan banyak kegiatan dan menjadi sumber yang kuat terjadinya perubahan.
Hal yang sebaliknya dapat juga terjadi, komunitas agama kadangkala mengurung kegiatan masyarakat hanya di seputar gedung gereja. Dalam pemahaman yang luas, teologi bisa sangat kuat dalam hal aksi sosial dan politik, tetapi juga dapat mengeraskan sikap yang membatasi pemahaman iman dan kerohaniannya, tanpa terhubung dengan perjuangan hidup nyata sehari-hari.
Melalui refleksi semacam ini, Pendeta Gomar Gultom mengajukan beberapa pertanyaann bagaimana memperkuat komunitas agama lokal yang terhubung dengan kehidupan rohani mereka untuk bertindak bagi perubahan dalam masyarakat? Bagaimana memberdayakan mereka untuk bersama-sama bertindak untuk perjuangan keadilan?
Selain masalah teologis, ada juga masalah kepemimpinan. Yakni masalah-masalah bagaimana kepemimpinan berkontribusi pada transformasi masyarakat? Transformasi adalah jalan spiritual, ini adalah tentang mengikut Mesias sebagai jalan kebenaran dan jalan kehidupan.
Saurlian Siagian menjelaskan dengan dana yang terbatas perubahan di masyarakat dapat terjadi, ini dicontohkan oleh Saurlian dengan adanya partisipasi masyarakat lokal di Sumatera Utara dengan turut membangun 100 instalasi biogas. Gomar Gultom dalam hal ini menunjukkan banyak masyarakat yang terlibat dalam kreatif daur ulang botol plastik.
Pada kesempatan tersebut, Pendeta Andreas Yewangoe Ketua Umum PGI mengangkat masalah perlu penganganan isu-isu lingkungan masih menjadi penting dalam keterkaitan Indonesia dan Eropa. Andreas Yewangoe mengatakan dalam era sekarang ini penting kesadaran bersama bahwa bumi adalah satu dan perlu perlindungan sumberdaya alam untuk semua makhluk di bumi dan siapapun yang akan terus menghuninya. (PR)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...