Stage Bus Jazz Tour 2016 Hibur Jogja
Kua Etnika sajikan jazz etnik rasa nusantara
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Setelah menyelesaikan tour-nya tahun kemarin, Stage Bus Jazz Tour (SBJT) kembali menyambangi Yogyakarta, hari Minggu (1/5). Pelataran Sahid J-Walks menjadi tempat perhelatan jazz yang memanfaatkan bus sebagai panggung.
Tiba dari pementasan sebelumnya di Tasikmalaya, Sabtu (30/4) siang, bus panggung langsung dipasang di pelataran hotel Sahid Jaya di Jalan Babarsari Yogyakarta. Saat SBJT 2016 singgah di Yogyakarta menampilkan grup Felicidade, Kua Etnika Yogyakarta, perform Sierra Soetedjo, serta musisi yang sedang naik daun Teza Sumendra.
Selepas maghrib, grup Felicidade dari komunitas Jazz Mben Senen Yogyakarta membuka dengan beberapa lagu yang sering dimainkan di Bentara Budaya Yogyakarta, dilanjutkan dengan Kua Etnika pimpinan Djaduk Ferianto.
Jazz Etnik Rasa Nusantara
Kua Etnika tampil membawakan lagu-lagu dari Gending Djaduk dalam komposisi / lagu dalam karawitan Jawa, Bali dan Sunda. Interaksi Kua Etnika dengan penonton menawarkan suguhan yang mampu menghangatkan panggung.
Mengawali penampilannya, Kua Etnika membawakan lagu berjudul Jawa Dwipa dalam gabungan aransemen modern dan musik gamelan laras slendro. Uyon-uyon yang diistilahkan Djaduk sebagai bagian dari belajar tentang jazz, menjadi menarik ketika saron, kendang, seruling, saling menimpali irama alat modern gitar, bass, drum, serta electone menjadi harmoni musik diatonis-pentatonis dalam racikan yang menarik.
Begitupun pada lagu kedua berjudul Bromo, permainan slompret (seruling) Djaduk bersautan dengan alat musik yang lain membawa nuansa tentang alam Gunung Bromo dengan masyarakat Tengger.
Pada lagu ketiga, Kua Etnika membawakan lagu yang lebih dinamis berjudul Piknik ing Cibulan, sebuah lagu yang bernuansa Sunda pantura dengan syair dan lirik dinyanyikan Silir Pujiwati pas dengan cengkok Sunda.
Di sela-sela pementasan, tiba-tiba Djaduk mengundang Rene van Helsdingen pentholan grup jazz MP3trio untuk ikut nge-jamm mengiringi lagu Matahari. Tanpa mengetahui lagu Matahari sebelumnya baik lirik maupun aransemennya, Rene memainkan keyboard mengikuti irama lagu Matahari. Pada satu sessi, Rene berimprovisasi dengan keyboard elektriknya tanpa keluar dari aransemen yang ada diiringi dengan permainan Kua Etnika. Sebuah tontonan "kolaborasi dadakan" kelas dunia yang disajikan oleh dua maestro: Kua Etnika dan MP3trio.
Selorohan dan candaan humor Kua Etnika dengan penonton maupun dengan musisi mencairkan pertunjukan sehingga seolah tak berjarak. Pergelaran yang ditonton tidak kurang dari 200-an pengunjung yang tidak beranjak hingga usai pertunjukan mampu memberikan hiburan yang menyegarkan.
Lagu berjudul Swarna Dwipa, mengakhiri penampilan Kua Etnika pada SBJT 2016 di Yogyakarta. "Lagu ini mengajak berdialog dengan saudara-saudara di Sumatra serta ungkapan terima kasih, dengan satu keyakinan bahwa bangsa Indonesia sebagai (sebuah keluarga besar) tidak ada sekat. Dan (semoga) jazz bisa mewadahinya," kata Djaduk.
Sierra Soetedjo membawakan tujuh lagu ringan semisal Cinta, The Only One, Juwita Malam, Mau Dibawa Kemana mendapat sambutan yang cukup meriah.
Panggung kembali bergairah saat Teza Sumendra membawakan lagu-lagu pop progresif dari albumnya berjudul Tonight, We Love, Good Time-nya Eddie Brickel, Satu Rasa, dengan mengajak penonton menyanyi bersama menjadi histeria tersendiri selama SBJT 2016 singgah di Yogyakarta.
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...