Stasiun Banyuwangi Aman dari Banjir
BANYUWANGI, SATUHARAPAN.COM – Banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, tidak mempengaruhi aktivitas pemudik di sejumlah stasiun di wilayah kabupaten tersebut demikian pula jadwal kedatangan dan keberangkatan kereta api.
"Kedatangan KA Sri tanjung, KA Tawang alun, KA Pandanwangi dan KA Mutiara Timur Malam pada Jumat (22/6) di sejumlah stasiun Banyuwangi berlangsung sesuai jadwal dan hari ini keberangkatan KA juga tepat waktu," kata Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 9 Jember, Luqman Arif saat dihubungi dari Banyuwangi, Sabtu (23/6), dilansir Antaranews.com.
Menurutnya aktivitas dan operasional kereta api, terutama di Stasiun Singojuruh tidak terganggu dengan banjir bandang yang melanda Desa Alas Malang, di Kecamatan Singojuruh dan menyebabkan kerusakan pada ratusan rumah warga dan infrastruktur.
"Penumpang yang naik dan turun di sejumlah stasiun di Kabupaten Banyuwangi sudah jauh-jauh hari memesan tiket, dan aktivitas penumpang pada arus balik berjalan normal," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, PT KAI menugaskan petugas penjaga daerah rawan di daerah yang terkena banjir bandang di Kecamatan Singojuruh untuk bertugas selama 24 jam demi memastikan keselamatan perjalanan kereta api di wilayah tersebut.
"Jarak aliran sungai yang meluap dari jalur kereta api sekitar 200-300 meter, dan apabila petugas penjaga melihat ada kejadian yang membahayakan perjalanan KA, maka akan segera dilaporkan ke Pusat Pengendali perjalanan KA," katanya.
Material Vulkanik Gunung Raung Tumpah, Sebabkan Banjir Bandang di Banyuwangi
Sementara itu, banjir bandang, yang menerjang sejumlah wilayah di sekitar bantaran Sungai Sadeng di Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh pada Jumat (22/6) mengakibatkan 328 unit rumah rusak. Tak hanya merusak rumah, akses jalan dari Banyuwangi menuju Jember melalui Gambor ditutup akibat jalan tertutup lumpur setebal 50 centimeter.
Menurut Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dan analisa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, banjir diakibatkan adanya gerakan tanah (sleding) di lereng Gunung Raung sisi Banyuwangi, tepatnya dari kawasan Gunung Pendil akibat curah hujan tinggi. Gunung Pendil adalah gunung yang muncul dari muntahan lahar dari ledakan gunung raung ratusan tahun silam, sehingga gunung pendil tidak terlalu solid, rawan longsor.
Gerakan tanah tersebut, mengakibatkan sejumlah material vulkanik Gunung Pendil yang mengendap ribuan tahun terangkat.
"Ini merupakan aktivitas dari Gunung Raung. Hujan deras yang mengguyur Lereng Gunung Raung membuat endapan material vulkanik tersebut longsor. Akibatnya pohon-pohon yang ada di lereng Gunung Raung juga terseret aliran banjir," kata Anas saat datang ke lokasi, pada Jumat (22/6), yang dikutip dari banyuwangikab.go.id
Hasil penelitian PVBMG akhir Mei lalu, membuktikan bahwa longsor di Raung akhir-akhir ini diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi yang mengikis permukaan tanah di lereng gunung.
"Dari penelitian PVBMG bulan Mei lalu, areal longsor di hulu sungai Badeng tersebut memang cukup luas. Longsor yang terjadi di kawasan Raung ini mencapai ketinggian 390 meter dengan lebar 40-50 meter. Jadi ini murni faktor alam," kata Anas.
Saat di lokasi Anas memastikan agar warga yang terdampak segera mendapat penanganan. Sisa-sisa material yang menggenangi perumahan warga akan segera dibersihkan oleh petugas BPBD.
"Konstruksi jembatan yang menjadi lintasan sungai akan segera diubah. Kami juga akan mengajak warga yang berpotensi terdampak untuk lebih tanggap bencana. Karena ini memang faktor alam, kita harus beradaptasi juga, meminimalisasi resiko," kata Anas.
Pemkab Banyuwangi langsung mengerahkan empat alat berat (excavator) untuk membersihkan lumpur. Anas telah memerintahkan untuk menambah excavator agar proses pembersihan bisa lebih cepat.
"Kami telah koordinasi dengan Kodim Banyuwangi, untuk melakukan pembersihan. Excavator dan truk-truk ditambah untuk mempercepat proses normalisasi pasir di rumah-rumah warga, jalan, dan jembatan. Terutama jembatan agar bisa segera digunakan," kata Anas.
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...