Stephen: LGBT Sama Seperti Kidal, Kalau Dipaksa Menderita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dosen Sekolah Tinggi Teologi (STT) Jakarta, Stephen Suleeman, menyayangkan pernyataan sejumlah orang yang mengatakan bahwa perilaku lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), adalah penyakit menular. Menurutnya, orang yang berkata demikian tidak memahami LGBT.
“Apakah LGBT menular? Orang LGBT ini kan tinggal di lingkungan yang heteroseksual, kenapa bukan heteroseksualnya yang menular? Ini contoh orang bicara tapi tidak mengerti apa itu LGBT,” kata Stephen saat ditemui satuharapan.com, di Jakarta, hari Jumat (19/2).
Dia pun membandingkan LGBT dengan orang kidal. Menurut Stephen, baik LGBT ataupun orang kidal tidak bisa dipaksa untuk mengubah orientasinya. Bila dipaksakan, justru akan menghadirkan penderitaan.
“Sama saja kalau seorang heteroseksual dipaksa menjadi homoseksual. Kalau dipaksakan berubah, mereka malah menderita,” katanya.
Kesimpulannya, menurut aktivis LGBT di STT Jakarta itu, seluruh masyarakat harus menerima keberadaan kaum LGBT. Sebab, Kaum LGBT berhak memiliki kehidupan yang nyaman tanpa perlu bersembunyi di balik pandangan buruk publik.
Membiarkan kaum LGBT bersembunyi, dia menambahkan, sama saja dengan menambah daftar orang yang akan terluka di masa mendatang.
“Kalau kaum transgender memang tidak bersembunyi, karena dia harus tampil sebagaimana yang nyaman menurut dia. Tapi kaum lesbian dan gay, dia bisa pura-pura menjadi seorang heteroseksual di publik, ini bahaya dan hanya akan menyakitkan lebih banyak orang di masa mendatangnya,” ucap Stephen.
“Jadi akui dan terimalah keberadaan mereka, itu akan jauh lebih baik bagi mereka,” ujar pendeta di Gereja Kristen Indonesia (GKI) itu menambahkan.
Stephen mengatakan, kenyamanan dalam kehidupan jauh lebih dibutuhkan oleh para kaum LGBT daripada sekadar regulasi yang dibuat oleh negara.
Editor : Bayu Probo
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...