Stop, Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang Lain!
SATUHARAPAN.COM - Banyak orang yang merasa jadi orang lain itu menyenangkan. Kelihatannya hidup mereka happy banget, enak, seru, pokoknya menyenangkan, dan sebagainya. Sementara, hidup kita begini-begini saja, jenuh, membosankan, dan mungkin terasa menyedihkan.
Membandingkan diri kita dengan orang lain terkadang memicu perasaan iri dan membuat diri kita merasa tidak berharga. Tapi pernahkah terpikir orang lain menginginkan kehidupan kita? Kok bisa? Ya, bukankah kata pepatah, “Rumput tetangga terlihat selalu terlihat lebih hijau?” Bagaimana kalau, lebih baik fokus dengan rumput di taman sendiri, supaya taman kita jadi lebih bagus.
Kita perlu mengenal potensi dalam diri kita terlebih dahulu. Menghargai kelebihan dan kekurangan diri kita. Apa yang terjadi di dalam hidup kita, hanya kita yang tau. Hanya kita yang menjalani, terkadang orang lain tidak mengetahuinya atau hanya tau sebatas yang mereka lihat saja, bukan? Kita sendiri yang melihat perbuatan dan mengetahui isi hati kita sendiri. Jadi, kita perlu tau potensi dan minat-bakat kita ya.
Perlu melihat dua sisi. Setiap kejadian ada hal positif dan hal negatifnya. Jika kita terus membandingkan diri, sesekali tidaklah bermasalah. Tapi jika membandingkan secara terus menerus, akan membuat diri semakin putus asa, maka berhentilah membandingkan diri. Tapi jika membandingkan diri, justru menambah semangat untuk berubah dan menjadi lebih baik, tidak ada salahnya bukan?
Coba buat jurnal bersyukur. Untuk beberapa orang, menuliskan hal yang dimiliki dan kenangan indah, memberikan dampak positif secara emosi. Misalnya, tuliskan ucapan syukur yang mudah dan terjadi sehari-hari atau hal yang tidak terduga terjadi. Dengan menuliskan jurnal, ketika kita merasa jenuh dan coba membuka jurnal bersyukur ini, diharapkan ada ‘secercah pengalaman manis’ yang bisa dibaca kembali. Tidak perlu setiap hari kita menulis jurnal, sesekali dalam seminggu misalnya.
Cari panutan hidup atau role model. Dengan memiliki panutan, maka kita bisa belajar dari contoh yang ada dan meneladani kehidupan mereka. Bukan berarti memandingkan diri kita, tapi menjadikan pembelajaran dari kehidupan mereka.
Ukurlah kemampuan dan bersainglah dengan diri sendiri. Kita tentukan target dan standar diri sendiri agar menciptakan kehidupan yang lebih baik dengan standar diri kita sendiri. Paculah diri sendiri.
Semua butuh waktu untuk bertumbuh. Sama seperti bunga atau pun pohon, begitu pula diri kita yang membutuhkan waktu untuk berproses menjadi lebih baik. Terkadang hanya waktu yang bisa menjawab. Jadi jangan menyerah dengan keadaan, tetaplah berusaha.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...