Studi: Mali Adalah Misi Paling Berbahaya untuk PBB
STOCKHOLM, SATUHARAPAN.COM - “Misi penjagaan perdamaian PBB di Mali merupakan salah satu misi paling berbahaya dalam sejarah PBB, dengan 60 penjaga perdamaian tewas,“ kata lembaga penelitian Stockholm, Sipri (Lembaga Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm Stockholm International Peace Research Institute), pada hari Senin (28/9).
Laporan Fatality Trends in UN Peace Operations menyebutkan, total 1.938 tentara PBB tewas sejak misi penjagaan perdamaian PBB pertama di Timur Tengah pada 1948, tapi hampir tiga perempat kematian tentara tersebut adalah karena kecelakaan atau kematian secara alami.
Tingkat kematian tertinggi terjadi pada 1990-an, dengan dua misi yang sangat kecil di Tajikistan dan Georgia, yang masing-masing memiliki tiga dan delapan kematian.
Misi UNOSOM II di Somalia, dari 1993-1995, berada di posisi ketiga dengan 148 kematian, termasuk 109 mengalami kekerasan , dari pasukan penjaga perdamaian yang berjumlah 19.000.
Misi Minusma PBB di Mali, dengan jumlah kematian 60 orang, termasuk 40 orang mengalami kekerasan, dan menjadi salah misi satu yang memiliki angka kematian tinggi dan menduduki posisi ke empat, sehingga menjadi "salah satu operasi penjaga perdamaian PBB mematikan yang pernah ada," kata Sipri.
Menurut penulis laporan tersebut, Mali merupakan salah satu misi tempat pasukan PBB mendapat serangan dari beberapa kelompok ekstremis, dan dikerahkan ke area bergejolak yang mungkin sulit atau tidak bisa didamaikan.
“Banyak penjaga perdamaian yang tewas di Mali, karena beberapa insiden yang banyak memakan korban, sering kali karena serangan bom rakitan atau serangan yang ditargetkan. Jenis serangan terhadap penjaga perdamaian PBB ini, merupakan perkembangan serangan yang relatif baru, dan pengalaman Misi PBB di Mali (The United Nations Multidimensional Integrated Stabilization Mission in Mali/MINUSMA) menggarisbawahi PBB mengalami kesulitan mengatasi jenis ancaman baru ini,” kata laporan tersebut.(AFP/Ant)
Mensos Tegaskan Tak Ada Bansos untuk Judi Online
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menegaskan tak ada ...