Studi: Negara-negara Teluk Impor Senjata Terbesar
Tiongkok menggeser Jerman sebagai pengekspor senjata terbesar ketiga setelah AS dan Rusia. Permintaan peluru kendali juga meningkat di negara-negara Teluk. India adalah pengimpor terbesar senjata di Asia.
STOCKHOLM, SATUHARAPAN.COM - Amerika Serikat tetap memimpin tren dalam ekspor senjata. Sementara negara-negara Asia Teluk menjadi pengimpor teratas. Demikian laporan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), hari Senin (16/3).
Menurut data baru tentang transfer senjata internasional yang diterbitkan SIPRI, secara keseluruhan volume transfer internasional senjata konvensional utama tumbuh sebesar 16 persen antara pereiode tahun 2005-2009 dan periode 2010-2014.
Volume ekspor senjata AS meningkat 23 persen antara 2005-2009 dan 2010-14 yang berarti 31 persen shar perdagangan senjata internasional. Sementara Rusia yang menempati urutan kedua ekspor senjata internasional menguasai 27 persen. Ekspor senjata utama Rusia meningkat 37 persen antara 2005-2009 dan 2010-2014.
Di sisi lain, Tiongkok (China) menggeser Jerman dan menempati posisi ketiga periode 2010 - 2014 dalam eksportir senjata. Selama periode yang sama, ekspor senjata utama Tiongkok meningkat 143 persen. Namun posisi ini masih signifikan di belakang AS dan Rusia.
"Amerika Serikat telah lama melihat ekspor senjata sebagai kebijakan luar negeri dan alat keamanan, tetapi dalam beberapa tahun terakhir ekspor semakin dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat produksi industri senjata AS di saat pengeluaran militer AS menurun, kata Dr Aude Fleurant, Direktur SIPRI untuk Program Senjata dan Pengeluaran Militer.
Impor Meningkat di Teluk
Impor senjata oleh negara anggota Dewan Kerja Sama teluk (GCC / Gulf Cooperation Council) juga meningkat 71 persen dalam kurun 2005-2009 dan 2010-2014. Sekitar 54 persen impor senjata ke Timur Tengah pada periode kedua. Arab Saudi naik menjadi pengimpor terbesar kedua senjata utama di seluruh dunia pada kurun 2010-2014, meningkatkan volume impor senjata empat kali lipat dibandingkan pada kurun 2005-2009.
Senjata dari Amerika Serikat dan Eropa, telah berkembang mendominasi militer negara-negara GCC, kata Pieter Wezeman, Peneliti Senior SIPRI tentang Senjata and Program Belanja Militer. Negara-negara GCC, bersama dengan Mesir, Irak, Israel dan Turki di luas di Timur Tengah, dijadwalkan akan menerima dalam jumlah besar senjata utama dalam tahun-tahun mendatang yang telah dipesan.
India Terbesar
Dari 10 importir terbesar senjata utama selama periode lima tahun (2010-2014, lima berada di Asia, yaitu India (15 persen dari impor senjata secara global), Tiongkok atau China (lima persen), Pakistan (empat persen), Korea Selatan (tiga persen) dan Singapura (tiga persen).
Kelima negara itu menyumbang 30 persen dari total volume impor senjata di seluruh dunia. India menyumbang 34 persen dari volume impor senjata di Asia, lebih dari tiga kali lipat dari Tiongkok. Sedangkan Tiongkok justru mengalami penurunan sebesar 42 persen antara kurun 2005-2009 dan kurun 2010-2014.
Peningkatan itu diaktifkan oleh pertumbuhan ekonomi yang berlanjut dan didorong oleh persepsi mengenai ancaman yang tinggi. Hal itu mengakibatkan negara-negara Asia terus meningkatkan kemampuan militer mereka dengan penekanan pada aset maritim, kata Siemon Wezeman, Peneliti Senior pada SIPRI tentang Senjata and Program Belanja Militer.
"Negara-negara Asia umumnya masih bergantung pada impor senjata utama, yang telah meningkat tajam dan akan tetap tinggi dalam waktu dekat," kata dia.
Menurun di Eropa
Impor senjata di Eropa justru menunjukkan tren menurun sebesar 36 persen antara kurun 2005-2009 dan kurun 2010-2014. Namun perkembangan konflik di Ukraina dan Rusia dapat mengatasi kecenderungan ini setelah 2014 dengan beberapa negara yang berbatasan dengan Rusia meningkatkan impor senjata mereka.
Ekspor senjata Jerman mengalami penurunan sebesar 43 persen antara kurun 2005-2009 dan 2010-2014. Namun, menerima beberapa pesanan senjata besar pada tahun 2014 dari negara-negara Timur Tengah.
Beberapa catatan penting dari studi itu menunjukkan impor senjata oleh Azerbaijan meningkat 249 persen antara kurun 2005-2009 dan kurun 2010-2014. Sementara impor senjata oleh negara-negara Afrika meningkat 45 persen antara kurun 2005-2009 dan kurun 2010-2014.
Di antara negara Afrika, Aljazair adalah pengimpor terbesar diikuti Maroko. Kamerun dan Nigeria menerima senjata dari beberapa negara untuk memenuhi kebutuhan mendesak mereka untuk melawan Boko Haram.
Dalam perlawanan terhadap Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS/Islamic Satet of Iraq and Syria), Irak menerima senjata dari berbagai negara seperti Iran, Rusia dan Amerika Serikat pada tahun 2014.
Studi SIPRI juga menyebutkan pengiriman dan pesanan untuk sistem pertahanan rudal balistik meningkat secara signifikan pada kurun 2010-2014, terutama di antara negara anggota GCC dan Asia Timur.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...